Nasional

Mbah Maimoen: Indonesia Harus Lepas dari Teroris dan Aliran Keras

Kam, 28 Juli 2016 | 21:24 WIB

Mbah Maimoen: Indonesia Harus Lepas dari Teroris dan Aliran Keras

Mbah Maimoen (tengah) bersama para ulama dunia.

Pekalongan, NU Online
KH Maimoen Zubair, ulama sepuh dan kharismatik dari Rembang, Jawa Tengah menyampaikan bahwa sudah semestinya umat Islam berpandangan luas dan terbuka, tidak sempit mengingat keberagaman dan kemajemukan bangsa Indonesia. Sebab itu menurutnya, bangsa Indonesia harus lepas dari tindakan teror dan aliran keras.

Hal ini Mbah Moen sampaikan di sela-sela perhelatan Konferensi Ulama Internasional bertajuk Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam yang diselenggarakan oleh Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) pada Kamis (28/7) di Pekalongan, Jawa Tengah. Mbah Moen bersama 300 ulama thariqah dunia berupaya memberikan sumbangsih nyata bagi persatuan umat Islam di dunia.

“Saya mengharapkan agar tidak terjadi apa yang disebut dengan fanatik ashabiyyah (kesukuan, red). Tetapi Islam bangkit dari hal-hal yang kadang menimbulkan pertentangan. Nabi lahir didukung oleh Bani Hasyim dan Bani Mutthalib, tetapi kebangkitan Islam (secara meluas ke berbagai negeri) terjadi di masa sahabat, ada Muhajirin dan ada Anshar,” urainya.

Padahal, lanjut Mbah Moen, para sahabat Muhajirin dan Anshar dengan Bani Hasyim kadang timbul perselisihan. “Untuk itulah Islam membutuhkan pandangan yang luas, tidak sempit. Lebih-lebih di Indonesia, harus lepas dari teroris dan aliran-aliran keras,” jelas Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang ini.

“Keamanan itu penting, kalau di dalam al-Quran, Wattiini wazzaytuuni wa thuuri siiniina wa haadzal BALADIL AMIIN. Barangkali dengan ini para ulama bisa mengamankan, bersama pemerintah, menyatukan kekuatan lahir dan batin,” imbuh salah satu Mustasyar PBNU ini. (Fathoni)