Nasional

Megahnya Arsitektur Masjid Sheikh Zayed Solo, Khas Timur Tengah

Rab, 16 November 2022 | 16:30 WIB

Megahnya Arsitektur Masjid Sheikh Zayed Solo, Khas Timur Tengah

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ), pada Senin (14/11/2022). 


Masjid yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 128, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah itu merupakan replika dari Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi, UEA. Masjid tersebut dibangun sebagai hibah atau hadiah dari MBZ untuk Jokowi. 


Dilansir situsweb resmi Pemerintah Kota Surakarta, arsitektur Masjid Sheikh Zayed Solo merupakan replika dan dibuat sangat mirip dengan Masjid Sheikh Zayed yang ada di Abu Dhabi, UEA. 


Namun meski hanya berupa replika, Masjid Sheikh Zayed Solo juga dirancang memiliki empat menara dan satu kubah utama. Di area yang mengelilinginya, terdapat kubah-kubah kecil dan ornamen bangunan khas Timur Tengah.


Sementara itu, Waskita merilis bahwa Masjid Sheikh Zayed Solo sebagaimana yang ada di Abu Dhabi, dipengaruhi oleh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Moorish (Maroko). 


Arsitektur Masjid Sheikh Zayed Solo bernuansa khas Timur Tengah. Balutan warna putih dan emas menambah kemegahan dari bangunan dua lantai seluas 8400 meter persegi itu.

 

Diperkirakan, masjid ini dapat menampung maksimal 12.000 jamaah dan memiliki luas area lanskap 24.600 meter persegi yang berfungsi sebagai lahan hijau. Sementara area parkir dan jalan seluas 3.500 meter persegi untuk jalan kendaraan serta area parkir bus, mobil, dan motor.


Masjid Sheikh Zayed Solo ini memiliki fasilitas berupa ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, dan basement yang digunakan untuk tempat wudhu putra dan putri. Ada pula area parkir agar para pengunjung bisa menempatkan kendaraan di lokasi yang sudah disediakan, sehingga bisa tertata rapi dan menghindari kemacetan lalu lintas. 


Sekitar kompleks masjid dibangun Islamic Center sebagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Terdapat TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), kajian tafsir Al-Qur’an, madrasah, dan tempat pengembangan ekonomi syariah dengan produk-produk halal market (pasar halal).


Di balik kemegahannya memuat nilai sejarah kontemporer yang secara khusus didedikasikan untuk seluruh umat Islam. Seni arsitektur Islam modern yang diaplikasikannya menjadi simbol persahabatan antara UEA dan Indonesia.


Masjid Sheikh Zayed yang menjadi masjid terbesar di Kota Surakarta ini tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga menjadi destinasi wisata menarik, khususnya wisata religi, karena tampilan arsitektur dan ornamennya yang megah. 


Namun Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa saat ini Masjid Sheikh Zayed Solo baru boleh digunakan oleh masyarakat Kota Solo dan sekitarnya alias belum bisa dibuka untuk umum. Alasannya karena akan ada penyempurnaan-penyempurnaan. 


“Ada beberapa yang perlu diperbaiki. Finishing-finishing saja. Ditunggu dulu biar pokoke dadi apik tenan (pokoknya jadi sangat bagus),” ungkap Gibran di Balai Kota Solo, Senin.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad