Nasional

Memperkuat Ukhuwah sebagai Benteng Perpecahan Pascapemilu

Sab, 18 Mei 2019 | 19:35 WIB

Jakarta, NU Online 

Sebagai sebuah negara yang berdiri di atas berbagai jenis suku bangsa dan sejumlah agama, Indonesia dikenal luas dengan kuatnya persaudaraan baik antara sesama manusia (ukhuwah insaniyah), persaudaraan sesama warga negara (ukhuwah wathoniyah), dan persaudaraan antarsesama umat Islam (ukhuwah islamiyah). 

Ikatan persaudaraan ini pula yang menjadi benteng bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman perpecahan pascapemilu 2019. “Persaudaraan sesama umat Islam, sesama anak bangsa dan sesama umat manusia. Inilah modal agar Pemilu ini tidak menyisakan keretakan sosial yang melebar karena perbedaan pilihan politik, utamanya terkait Pilpres,” ujar pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, Maman Imanulhaq di Jakarta

Semangat persaudaraan itu, lanjut Kang Maman, semakin kuat saat memasuki bulan Ramadhan. Dalam bulan suci ini umat islam dituntut untuk meningkatkan ritual keagamaan sehingga menjadi pribadi yang tangguh dalam menjaga persaudaraan dan perdamaian antara sesama saudara sebangsa. 

Mengacu pada surat Al-Baqarah ayat 183 tentang kewajiban berpuasa bagi orang-orang yang beriman, Kiai Maman mengingatkan pentingnya memperkuat nilai keimanan.

“Ramadan itu ajakan keimanan. Kekuatan iman akan melahirkan sosok atau pribadi yang amanah dan tidak khianat, termasuk tidak khianat pada komitmen kebangsaan dan kemanusiaan. Orang yang beriman akan selalu berjuang menciptakan rasa aman, tenteram pada lingkungan dan pada diri sendiri. Mustahil bagi seorang muslim yang beriman akan berbuat kekerasan, melakukan aksi radikalisme, intimidasi, apalagi melakukan aksi terorisme," jelasnya 

Oleh karenanya, Kang Maman menegaskan bahwa pada dasarnya memperjuangkan perdamaian, kesejahteraan dan keadilan sesuai tuntunan Rasulullah merupakan bagian dari pengamalan nilai-nilai dalam Islam. 

Ia menambahkan bahwa jenis orang yang mengamalkan ajaran Islam secara baik akan memiliki ketakwaan yang tinggi. “Orang yang bertakwa memiliki karakter dermawan, sabar, mampu menahan amarah, mudah memaafkan. Bukan orang yang kasar, tukang caci maki, melawan pemerintah dan menyebarkan kebencian,” tuturnya.

Dalam konteks pascapemilu yang sedang menghangat saat ini, ia mengimbau kepada masyarakat agar bersabar menunggu keputusan KPU tentang hasil pemilu. Bersamaan dengan itu ia meminta agar masyarakat bahu membahu dalam mengantisipasi pernyataan maupun manuver politik yang ingin membangun persepsi kegentingan atau ketegangan pasca Pemilu 2019.

“Mari kita isi Ramadan ini dengan kedamaian dan rasa syukur. Kita bersyukur kepada Allah karena pemungutan suara berjalan lancar. Terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah membuktikan bahwa demokrasi kita bisa berjalan dengan baik, damai dan aman,” pungkas Kiai Maman. (Red: Ahmad Rozali)