Jakarta, NU Online
Pemeliharaan dan pelestarikan Al-Quran tidak cukup hanya dengan menjaga kesahihan teksnya. Akan tetapi, juga mengawal pemaknaan teksnya agar tetap baik dan benar. Sejarah panjang umat Islam membuktikan, Al-Quran menjadi sandaran bagi seluruh aliran dan mazhab dalam Islam. Ia tidak hanya menjadi sumber kebenaran, namun juga menjelma sumber 'pembenaran'.<>
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan hal tersebut saat didaulat meresmikan syukuran hari lahir (milad) ke-18 Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal (BQMI) sekaligus Promosi Kelitbangan di aula utama gedung BQMI Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (6/5) siang.
“Tidak sedikit pandangan keislaman yang menyimpang mencari pembenarannya dalam Al-Qur`an. Kita bisa melihat pandangan keagamaan ekstrim dan sikap barbarian yang ditunjukkan oleh ISIS, misalnya, selalu dicarikan pembenarannya dalam Al-Qur`an. Padahal secara logika dan akal sehat pandangan dan sikap tersebut sungguh jauh dari ajaran Islam yang rahmatan lil `âlamîn,” ujar Lukman.
Oleh karena itu, lanjut Lukman, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, sangat berkepentingan dengan kesahihan mushaf Al-Qur`an yang beredar sebagai bentuk perlindungan terhadap kitab suci umat beragama.
Menurut Lukman, usaha menjaga kesucian Al-Qur`an perlu dilakukan secara komprehensif. Mulai dari proses penyiapan naskah, sampai dengan pentashihan, percetakan hingga pendistribusian di tengah umat, dengan melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat. Bagi dia, perlu ada proses penetapan dan pemenuhan standar mutu yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
“Untuk itu, saya meminta kepada Badan Litbang dan Diklat, dalam hal ini Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an (LPMA), untuk memonitor dan mengawasi peredaran mushaf Al-Qur`an digital yang belakangan ini semakin diminati, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,” ujar putra mantan Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri ini.
Oleh karenanya, lanjut Lukman, melalui kegiatan pengkajian Al-Qur`an dan penyusunan karya-karya tafsir, saya meminta agar LPMA dapat menghadirkan pemahaman Al-Qur’an yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah yang ditetapkan al-salafu al-shâlih, moderat dan menghargai keragaman, sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang majemuk.
Terkait meraih keuntungan melalui penerbitan Al-Qur`an, secara khusus Menteri Agama mengingatkan pihak penerbit dan percetakan agar jangan sampai hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang mencederai dan menodai kesucian Al-Qur`an.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali, dua mantan Menag M Quraish Shihab dan M Maftuh Basyuni, Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Daulay, Direktur Utama TMII Bambang Sutanto, serta para duta besar negara sahabat, antara lain dari Mesir dan Maroko.
Sementara dari internal Kemenag, tampak Kabalitbang dan Diklat Abdurrahman Mas’ud, mantan Kabalitbang dan Diklat Atho’ Mudzhar, dan sejumlah pejabat eselon II Kementerian Agama, dan para peneliti tiga Puslitbang di lingkungan Balitbang dan Diklat. (Musthofa Asrori/Fathoni)
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua