Jakarta, NU Online
Bulan puasa merupakan momentum yang sangat baik untuk melatih diri karena hakikat puasa yaitu menahan diri, imsak dari perbuatan-perbuatan yang dilarang. Apalagi puasa satu-satunya ibadah yang oleh Allah SWT dikatakan ibadah khusus milik-Nya.
Demikian disampaikan Menteri Agama Lukam Hakim Saifuddin saat menjadi pembicara pada acara Ngobrol Santai Anti Korupsi di sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW) di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (8/6).
Menurut salah seorang putra KH Saifuddin Zuhri ini, kalau kita berhasil menjalani latihan ini dengan baik selama sebulan penuh maka diharapkan bisa mensifati sifat-sifat Tuhan.
“Sesungguhnya ini latihan momentum yang bagus dari sifat-sifat kemanusiaan kita yang oleh Tuhan dilatih agar kita mensifati-Nya,” kata pria berusia 54 tahun ini.
Sifat yang dimaksud diantaranya ghoni, Yang Maha Kaya, tidak butuh apa-apa lagi. Oleh karenanya, koruptor menurut Menag, orang yang selalu merasa kurang atau tidak cukup terhadap pemberian-Nya.
Sebaliknya, kalau orang merasa cukup (qonaah), maka tidak akan melanggar hak orang lain, seperti tindakan korup yang selama ini belum hilang. Menahan diri dalam berpuasa bisa diimplementasikan agar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi.
“Ada hak-hak orang yang tidak boleh kita rampas begitu saja dengan cara-cara tidak benar,” pungkasnya.
Acara yang bertemakan “Masih Haramkah Korupsi?” ini dihadiri 3 pembicara lainnya; Wakil Sekretaris Lakpesdam PBNU Muhammad Idris Mas’udi, Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, dan Juru Bicara Komisi Yudisial (KY) Farid Wajdi. (Husni Sahal/Fathoni)