Nasional

Menpora: Tak Sangka, Kemampuan Sepakbola Santri Luar Biasa

Ahad, 10 April 2016 | 12:00 WIB

Magelang, NU Online
Meski tidak diajarkan materi secara khusus tentang teori dan praktik sepakbola, ternyata kemampuan santri dalam olahraga sepakbola tak kalah dengan masyarakat pada umumnya. Itu terbukti, saat gelaran Liga Santri 2015.

Demikian disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Imam Nahrawi saat membuka lomba Musabaqah Kitab Kuning tingkat nasional zona 3 Jateng di Pesantren Enterpreneur (Patner) Asrama Perguruan Islam (API) Meteseh, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/4) sore.

"Saya tak menyangka, potensi santri dalam sepakbola sungguh luar biasa. Mereka bermain secara sportif dan fairly," kata pria asal Madura ini.

Imam Nahrawi juga membeber pengalaman saat kompetsisi Liga Santri 2015, ada pelatih dari Belanda yang kagum melihat potensi pesepakbola dari kalangan pondok pesantren. Meski kompetisi sepakbola ini dikhususkan untuk kalangan santri, menurut Menpora, sportivitas dan profesionalisme tetap dijunjung tinggi. Bahkan, para pemain sangat menghormati pelatih dan wasit.

"Mau masuk lapangan, cium tangan coach. Saat diberi kartu kuning atau merah, mereka malah cium tangan wasit. Ditanya kenapa, ini karena kami para santri selalu diajarkan watawa saubil haq watawa saubis shabr' (saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran)," ujar Menpora disambut tawa hadirin.

Imam menambahkan, dalam upaya mewadahi dan mengembangkan potensi santri dalam olahraga sepakbola, pihaknya akan menggelar Liga Santri Nusantara 2016. Kalau tahun lalu diikuti sekitar 200 kesebelasan, tahun ini diharapkan pesertanya lebih dari seribu kesebelasan. "Untuk liga santri sudah kita anggarkan 10 miliar. Kejuaran ini akan kita mulai setelah lebaran," ucap mantan aktivis PMII ini.

Sementara itu, Ketua Tanfidz Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Tengah H M Yusuf Chudlori menjelaskan, tujuan diadakan Musabaqah Kitab Kuning. Lomba ini, katanya, setidaknya bisa meningkatkan kemampuan santri mendalami kitab kuning. Penguasaan terhadap kitab-kitab kuning diasah dan dari lomba ini pula kemampuan santri diuji. "Dari 71 peserta ini akan dipilih 4 besar, 2 santri putra dan 2 santri putri untuk mewakili Jawa Tengah," jelas kiai muda yang juga pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang itu.

Adapun Pengurus Rais Syuriah PBNU KH Said Asrori menyampaikan, karya Imam Al-Ghazali cukup banyak, setidaknya ada 48 kitab. Salah satunya kitab Ihya Ulumiddin. Menurutnya, kitab Ihya Ulumiddin merupakan karya monumental, sehingga tidak salah jika kitab ini dilombakan.

"Kitab ini tergolong komplet, menggabungkan antara fiqih dan tasawuf. Di kitab ini pula, semua aspek kehidupan diatur," jelasnya. (Ahsan Fauzi/Mahbib)