Nasional

Menristekdikti: Kampus Harus Adaptasi dengan Tantangan Zaman

NU Online  ·  Senin, 8 April 2019 | 17:30 WIB

Menristekdikti: Kampus Harus Adaptasi dengan Tantangan Zaman

Menristekdikti di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

Sidoarjo, NU Online
Hal mendesak yang harus dilakukan perguruan tinggi saat ini adalah melakukan sejumlah adaptasi. Yakni lewat reformasi kampus, data sains, hingga membangun sumber daya manusia.

Penegasan ini disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat memberikan kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Jawa Timur, Senin (8/4).

Bahwa zaman telah mengalami pergeseran. "Semua serba otomatis, pekerja mengalami pergeseran besar-besaran," katanya. 

Oleh karena itu, lajut Nasir, penyelenggara pendidikan tinggi harus melakukan reformasi perguruan tinggi, mengenal data sains, dan membangun sumber daya manusia berkualitas sebagai hal tak tergantikan. 

“Kegiatan literasi yang selama ini dilakukan seperti membaca, menulis, dan matematika harus ditambah dengan literasi teknologi, literasi data, dan literasi manusia,” jelasnya. 

Karena dalam pandangannya, hal itulah yang menghasilkan industri kreatif seperti star up atau unicorn bermunculan di Indonesia. Dan hingga kini ada lebih dari 1000 star up yang tumbuh selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Kuliah umum yang dilaksanakan di Hall Rohmatul Ummah Unusida itu juga diikuti mahasiswa penerima beasiswa pendidikan miskin berprestasi (Bidikmisi). 

Menurutnya, anak-anak penerima beasiswa itu tingkat kegagalan meraih masa depan hanya satu persen. “Hal itu dikarenakan anak Bidikmisi cenderung semangat dan berani,” tegasnya. 

Di Unusida pun peraih IPK tertinggi adalah mahasiswa penerima Bidikmisi yakni Wilda Al Aluf Arifin dengan IPK 3,92. Atas prestasinya itu Menristek memberikan sebuah komputer jinjing.

Menristekdikti yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) itu menjelaskan bahwa kemerdekaan warga NU baru saja didapatkan, yakni pada awal era reformasi 1998. “Dari sana NU mulai sadar pentingnya perguruan tinggi. Sehingga, setiap pengurus cabang didorong untuk memiliki perguruan atau sekolah tinggi,” jelasnya. 

Rektor Unusida, Fatkul Anam berharap, Bidikmisi dari Kementerian Ristekdikti tetap berlanjut. “Karena banyak anak NU berprestasi yang memanfaatkan,” tandasnya. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)