Nasional

Meski Dunia Global Terguncang, Santri Diminta Fokus Mengaji

Jum, 29 April 2016 | 22:54 WIB

Pacitan, NU Online
Percaturan politik global saat ini tengah diguncang berbagai permasalahan, seperti radikalisme, terorisme, intoleransi beragama dan isu negara khilafah. Namun demikian para santri di pesantren tidak boleh terpengaruh, mereka diminta tetap fokus dalam belajar.

“Melalui medsos, kita bisa lihat dunia global saat ini sangat menghawatirkan. Namun kalian (para santri) tidak boleh terpengaruh, dan saya minta harus tetap fokus mengaji,” demikian pesan yang disampaikan Koordinator Nasional Gerakan “Ayo Mondok” KH Luqman HD Attarmasi di hadapan ribuan santri Pesantren Tremas Pacitan, Jawa Timur, dalam acara Ijtima’ menjelang Imtihan Akhir Madrasah Salafiyah, Jum’at (29/4) malam.

Katib Syuriyah PBNU itu mengatakan, negara barat saat ini sangat pandai dalam membuat isu dan menebar ancaman untuk mengganggu kondusifitas pengajaran di pesantren. Mereka tidak ingin melihat pesantren di indonesia ini kuat, maka dibuatlah bermacam propaganda untuk melemahkan kekuatan pesantren. Namun usaha itu tidak akan sampai terjadi, sebab setiap hari para santri selalu memanjatkan doa untuk keselamatan bangsa Indonesia. 

“Indonesia sudah digempur habis-habisan, tapi Alhamdulillah sampai hari ini masih salaam (selamat), ini berkat kekuatan para santri,” katanya.

Lebih luas kiai Luqman mengatakan,  dunia Islam juga turut mengalami berbagai macam permasalahan, seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah dengan munculnya ISIS. Kemunculan ISIS telah mempengaruhi wajah Islam, bukan hanya di Timur Tengah tapi juga di Indonesia. Pesantren sebagai wajah Islam di Indonesia harus menjadi contoh bagi peradaban dunia islam, yang mengedepankan kedamaian dan toleransi.

“Hari ini dunia Islam itu sudah keruh, tinggal Islam ala pesantren dan Aswaja yang masih bersih,” tambahnya. 

Selain itu, Kiai Luqman juga mengajak para santri untuk menjadi generasi yang berjiwa kuat. Kekuatan santri dimulai dengan cara membudayakan hidup sehat di lingkungan pesantren. Budaya hidup sehat ini berhubungan dengan pola konsumsi makanan, kebersihan lingkungan, dan olahraga.

“Kedepan juga akan kita gerakkan, budaya hidup sehat dengan gerakan minum susu bersama,” pungkasnya.(Zaenal Faizin/Zunus)