Nasional

Milenial Diminta Ikut Sukseskan Pemilu 2019

NU Online  ·  Sabtu, 24 November 2018 | 15:30 WIB

Jakarta, NU Online
Mendekati penyelenggaraan Pemilu 2019, segmentasi pemilih milenial terus menjadi idola. Bukan saja jumlahnya yang saat ini dinilai pemilih mayoritas, milenial juga dianggap sebagai pemilih yang paling rasional dalam menentukan pilihan.

Menurut Syukri dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) banyaknya pemilih dari kalangan milenial membuat seluruh partai politik berebut di segmen yang sama.

"Partai politik memperebutkan pemilih milenial sangat serius, meskipun anak-anak muda minat politiknya masih rendah," terang Syukri dalam Diskusi Arah Politik Milenial yang diselenggarakan PKC PMII DKI Jakarta di Up2u Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/11).

Meski berebut, pengamat politik Karyono Wibowo mengingatkan untuk seluruh kontestan yang berlaga pada pemilu mendatang harus mendahulukan gagasan yang bisa diterima oleh kaum milenial.

"Saya mengamati menjelang kontestasi banyak orang mendadak milenial, generasi milenial bukan generasi yang pasif maka ketika ada kandidat yang hanya menyamai style milenial belum tentu itu yang dipilih," terang Waryono Wibowo .

Komisioner KPU DKI Jakarta Nurdin menyampaikan bahwa kaum milenial harus juga berperan aktif dalam hal mensukseskan pemilu dengan menjadi bagian dari penyelenggara

"Jadi bukan hanya menjadi penonton,tapi partisipasi aktif sangat dibutuhkan. Dalam hal penyelenggara pemilu mulai dari KPU  sampai Bawaslu sampai turun kebawah," ujar Nurdin. 

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Bawaslu DKI Jakarta Burhanuddin Phamme yang berharap kaum milenial juga aktif dalam pengawasan pemilu untuk mencegah pelanggaran Pemilu.

"Penyelenggara Pemilu, khususnya kami di Bawaslu terkait dengan milenial artinya memang ini penting untuk kita libatkan . Dalam pengawasan kami punya namanya pengawas partisipatif yang melibatkan milenial melalui berbagai kegiatan," terang Burhanuddin.

Sementara Ketua PKC PMII DKI Jakarta, Daud Gerung menyayangkan partai politik yang hingga saat ini masih menjadikan milenial hanya vote getter dan tidak melakukan pendidikan politik yang baik. Ia berharap sisa waktu yang ada digunakan untuk proses pendidikan politik kebangsa dan harus terus digaungkan oleh kontestan Pemilu.

"Seluruh kontestan jangan hanya vote getter pada pemilih milenial tapi juga harus mendorong pendidikan politik kebangsaan khususnya dalam menjaga persatuan," kata Daud Gerung. (Nurdiani Latifah/Kendi Setiawan)