Banjar, NU Online
Presiden Joko Widodo menyesalkan maraknya berita bohong dan fitnah yang disebarkan sekelompok orang bahwa pemerintah melarang azan dan akan melegalkan pernikahan sejenis.
“Yang berkaitan dengan hoaks, fitnah-fitnah, karena sebentar lagi pileg, pilpres, saya titip ini harus direspon dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah isu yang dari pintu ke pintu dari rumah ke rumah,” katanya pada pidato pembkaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Zhar, Citangkolo, Kota Banjar, Rabu (27/2).
Kabar bohong dan fitnah tersebut, menurut presiden yuang akrab disapa Jokowi tersebut membuat resah masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak agar masyarakat juga berani meresponnya.
“Misalkan pemerintah akan melarang azan,” katanya, “pemerintah akan melegalkan perkawinan sejenis, apalagi ini, coba?” tanyanya.
Ia menyayangkan, masyarakat yang mempercayai kabar bohong dan fitnah tersebut jumlahnya cukup besar. Menurut survei, ada sekitar 9 juta msayarakat yang percaya kabar bohong dan fitnah tersebut.
“Bagaimana mencegah ini?” tanyanya.
Ia mengajak kepada kiai dan pengurus NU agar tidak berdiam diri, tapi turut serta menjelaskan kepada umat, kepada santri, kepada lingkungan karena hal yang seperti itusangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Presiden Joko Widodo membuka resmi Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Rabu (27/2) dengan membunyikan angklung. Saat membunyikan alat musik tradisional Sunda tersebut, ia didampingi Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Abdullah Alawi)