Nasional

Muslimat NU Terus Perkuat Peran Masyarakat soal Germas dan Pencegahan Stunting

Rab, 21 Agustus 2019 | 14:15 WIB

Muslimat NU Terus Perkuat Peran Masyarakat soal Germas dan Pencegahan Stunting

Acara orientasi penggalangan kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam gerakan masyarakat hidup sehat dan pencegahan stunting, Rabu (21/8) di Pandeglang, Banten.

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama terus berupaya memperkuat peran masyarakat dalam gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan pencegahan penyakit stunting. Kegiatan berbasis peran warga ini telah dilakukan Muslimat NU di sejumlah daerah, termasuk kali ini di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ketua Tim Pelaksana Germas dan Pencegahan Stunting Hj Erna Yulia Sofihara menegaskan, untuk mendukung Germas dan pencegahan stunting tidak hanya stakeholder, seperti Bappeda, Dinkes, tetapi juga pimpinan pondok pesantren dan majelis taklim, Muslimat NU Banten dan kabupaten/kota,” ujar Erna lewat keterangannya kepada NU Online, Rabu (21/8) dalam sesi orientasi.

Menurutnya, realisasi kegiatan ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya dukungan semua pihak. Mobilisasi Germas, kata dia, diharapkan pimpinan pondok pesantren dapat mengimplementasikan ditempat dimasing-masing.
 
“Lalu di majelis taklim juga memberikan penyuluhan atau ceramaah menyampaikan muat-muatan pencegahan stunting kepada ibu-ibu atau ibu hamil,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muslimat NU Hj Ulfah Masfufah yang hadir memberikan arahan menerangkan bahwa menyatakan Pemerintah terus bekerja keras menurunkan prevalensi stunting pada 160 kabupaten dan kota prioritas sampai tahun 2019.

"Hasilnya, angka stunting sudah turun dari 37,2 persen (2013) menjadi 30,7 persen (2018)," ungkap Ulfah yang juga bertindak sebagai Tim Perencana Germas.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis menahun sejak dari awal kehamilan. Penyebab stunting, 30 persen masalah kesehatan, 70 persen masalah non kesehatan Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Tahun 2018 angka stunting di Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,4 persen. Dari angka 37,2 persen (Tahun 2013) menjadi 30,8 persen (Tahun 2018).
 
Pelaksanaan sosialisasi itu didukung oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunkasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika. Melalui kerja sama dengan Muslimat NU ditargetkan dapat membangun kesadaran mengenai bahaya stunting.

Kementerian Kominfo berupaya melakukan kampanye total untuk menurunkan prevalensi stunting. Kampanye yang dilakukan oleh Kementerrian Kominfo diarahakan untuk membangun kepedulian, pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam membantu mengurangi gizi buruk.

Dalam sesi orientasi tersebut, hadir Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten yang diwakili oleh Mahmud untuk membuka kegiatan. Selain itu, hadir Pengarah Promkes Marlina BR. Ginting. Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan komitmen untuk pelaksanaan Germas dan pencegahan stunting.
 

Penulis: Fathoni Ahmad
Editor: Abdullah Alawi