Cirebon, NU Online
Ketika Rasulullah dihormati hari kelahirannya dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw., orang-orang saleh dihormati kewafatannya dengan penyelenggaraan haul.
"Haul itu menghormati kematian orang-orang saleh," jelas Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Adib Rofiuddin, di halaman Masjid Agung Buntet Pesantren, Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (6/4) malam.
Karenanya, lanjut Kiai Adib, tidak ada haul dalam rangka memperingati kematian orang yang perjalanan kehidupannya tidak baik. Sebab, orang saat lahir belum diketahui kesalehannya. Sementara ketika sudah meninggal, akan dikenang segala jasa dan amalnya.
"Begitu lahir belum tentu orang ini menjadi orang yang saleh. Setelah dilihat dari perjalanannya, ketika saleh dikenang jasa-jasa beliau, akan dikenang amal-amal beliau untuk ditiru oleh kita semua atas apa yang telah dilakukan," ujar Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren itu.
Peringatan haul di Pondok Buntet Pesantren berbeda dengan peringatan haul di tempat-tempat lain. Pasalnya, kata Kiai Adib, tidak hanya haul para sesepuh dan kiainya saja, melainkan seluruh warga Buntet Pesantren juga diperingati kematiannya.
Karenanya, lanjut Kiai Adib, semua masyarakat di Buntet Pesantren merasa punya hajat dengan gelaran tahunan ini. Bahkan, semua warga Buntet menerima tamu. "Seluruh masyarakat punya hajat, seluruh masyarakat punya tamu," katanya.
Mengingat peringatan haul ini untuk semua warganya, maka tidak ada angka pasti haul keberapa. Selain itu, belum diketahui pasti kewafatan Kiai Mutaad, sesepuh Buntet Pesantren setelah Mbah Muqoyyim, sebagai seseorang yang kali pertama dihauli oleh putranya, yakni KH Abdul Jamil. "Tidak ada haul yang keberapanya," ucap Kiai Adib.
Kegiatan Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2019 ini dihadiri oleh Rais Syuriyah PBNU KH Mustofa Aqil Siroj, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Soewandono, dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto. (Syakir NF/Muiz)