Nasional Seri Ngaji Pasanan

Gus Mus Jelaskan Isi Keseluruhan Agama Adalah Akhlak

Jum, 10 Mei 2019 | 03:00 WIB

Gus Mus Jelaskan Isi Keseluruhan Agama Adalah Akhlak

Ngaji Pasanan Gus Mus

Rembang, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) menegaskan betapa pentingnya budi pekerti bagi seorang manusia. 

Menurutnya, isi dari keseluruhan agama adalah akhlak. Jika akhlak seseorang lebih baik dari orang lain, maka agamanya juga lebih baik dari orang lain tersebut.

Penjelasan itu disampaikan Gus Mus pada pertemuan keempat Ngaji Pasanan Kitab Kimya as-Sa'adah karya Imam Al-Ghazali di Pesantren Raudlatut Thalibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (9/5) malam.

Ia menjabarkan, makna qolb yang kerap dibicarakan umat Islam yaitu sebagian disebut akhlak yang baik dan sebagian lagi disebut akhlak yang buruk.

"Kalau dengan akhlak bagus itu kita atau qolbu itu mendapatkan kebahagiaan. Kalau akhlak yang buruk ya tidak, jadi akhlak itu penting sekali," kata kiai yang juga penulis sastra ini.

Di sisi lain, lanjut Gus Mus, Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa nanti di hari kiamat yang dekat dengan Rasulullah dan majelisnya di surga adalah orang-orang yang berakhlak. Bukan orang kaya, pejabat maupun orang-orang yang memiliki jabatan terhormat di dunia.

"Kata Nabi SAW, umat-umatnya yang dekat nanti di hari kiamat dengan beliau dan majelisnya di sana adalah yang baik-baik akhlaknya, bukan yang kaya, yang pintar, bukan yang pandai, bukan yang berpangkat tapi yang berakhlak. Akhlaklah yang penting," tuturnya.

Ia menyebut akhlak dibagi atas empat bagian, yakni; akhlak setan, akhlak hewan, akhlak binatang buas, dan akhlak malaikat. Manusia bisa menjadi setan, hewan, binatang buas termasuk malaikat. "Kamu bisa seperti srigala, setan, atau malaikat terserah kamu," katanya di hadapan ratusan santri.

Ia menjelaskan, akhlak setan adalah akhlak tercela yang kerap merugikan banyak orang, seperti korupsi, menghasut, melakukan tipu daya, dan berkhianat. Sementara akhlak hewan seperti manusia yang memiliki tujuan hanya makan, minum, menikah, tanpa ada tujuan ibadah kepada Allah.

"Dan perbuatan-perbuatan amarah, membunuh, memukul itu akhlak wahsyi, atau akhlak binatang buas, seperti srigala, harimau dan lain sebagainya," paparnya. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)