Nasional

Ngalap Berkah Mbah Maimoen, PSM STAI Al-Anwar Luncurkan Qasidah Sa’duna Fidunya

Jum, 5 Agustus 2022 | 18:45 WIB

Ngalap Berkah Mbah Maimoen, PSM STAI Al-Anwar Luncurkan Qasidah Sa’duna Fidunya

Qasidah Sa’duna Fidunya. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah meluncurkan qasidah Sa’duna Fiddunya pada Sabtu 6 Agustus 2022.


Ketua Pelaksana Rekaman, Muhammad Roghib Hasani, mengatakan peluncuran tersebut merupakan bentuk tabarukan santri kepada sang Maha Guru, Almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Mbah Maimoen).


“Tujuan kami untuk tabarukan ngalap berkah dengan cara kami, dengan kapasitas kami saat ini,” katanya kepada NU Online, Jumat (5/8/2022).


Ia juga menjelaskan, tanggal peluncuran yang jatuh pada besok hari itu dipilih sebagai momentum mengenang wafatnya Kiai Maimoen. Ulama karismatik NU itu wafat pada tanggal 5 Dzulhijjah 1440 H atau 6 Agustus 2019 di Makkah, Arab Saudi.


“Bertepatan dengan tanggal wafatnya beliau, untuk mengingat beliau kembali. Dan masyarakat bisa mendoakan kembali Mbah Maimoen,” paparnya.


Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa qasidah Sa’duna Fiddunya merupakan qasidah yang sangat dicintai Mbah Maimoen, tak lain karena mahabbah atau kecintaan Mbah Maimoen yang luar biasa kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw, keluarga, dzuriyah, sahabat, dan para auliya.


Proses kreatif

Roghib menjelaskan, proses produksi berlangsung selama tiga hari. Meski begitu, persiapan yang mereka lakukan sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu.


“Persiapan beberapa bulan yang lalu, rekaman 3 hari tapi proses untuk merancang itu berbulan-bulan,” paparnya.


Proses produksi dilakukan secara mandiri. Selain tim yang membawakan lagu merupakan mahasiswa PSM STAI Al-Anwar, lokasi yang digunakan sebagai latar video musik adalah lingkungan pesantren Al-Anwar.


“Lokasi take audio sempat terkendala karena ada keramaian. Take di Al-Anwar 4, dari pihak sana ternyata ada acara mendadak,” tuturnya.


Sinopsis video musik

Seorang santri yang berkabung, merasakan kehilangan atas kepergian sang kiai yang dicintainya. Namun, sedalam apapun bentuk kehilangan, hidup harus tetap berjalan, itu yang dipikirkannya. Mau tidak mau, ia harus membiasakan dirinya dengan keadaan yang berbeda, rasa yang berbeda, yaitu dengan terus mengaji sebagaimana tabi’at seorang santri.


Lirik:

سعدنا في الدنيا فوزنا في الاخرى
بخديجة الكبرى وفاطمة الزهرا
يا اهيل المعروف والعطاء المألوف
غارة للملهوف إنكم به أدرى
يا أهيل المطلوب والعطاء الموهوب
نف
حة للمكروب إنكم به ادرى


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin