Nasional

Niat dan Ilmu Bekal Utama para Takmir Mengurus Masjid

Ahad, 31 Oktober 2021 | 15:30 WIB

Niat dan Ilmu Bekal Utama para Takmir Mengurus Masjid

Ketua Lemabag Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) KH Mansyur Syaerozie. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Bogor, NU Online
Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU), KH Mansyur Syaerozie menekankan pentingnya para takmir masjid dapat mematri niat di dalam hati untuk mengurus masjid sebagai rumah Allah di bumi ini. Setelah niat yang kuat, para takmir perlu membekali diri dengan ilmu kemasjidan yang senantiasa terus menerus di-update sesuai perkembangan kemajuan pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.


“Para pengurus masjid harus yakin bahwa eksekusi program aksi pemakmuran masjid dapat terwujud dengan ikhtiar maksimal dan bersandar kepada kekuasaan dan kemurahan serta kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya,” kata Kiai Mansyur Syaerozie saat mengisi pelatihan Manajemen dan Kemakmuran Masjid Terintegrasi, Ahad (31/10/2021).


Pada acara yang berlangsung di Masjid Besar Riyadus Sholihin, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini, ia juga mendorong agar para pengurus pengurus LTM dan takmir masjid menjalankan tugasnya dengan niat ikhlas, senantiasa meningkatkan ilmu dan keahlian dalam pengelolaan masjid dan interaksi sosial kemasyarakatan keagamaan.


“Para takmir juga harus selalu tampil bersahaja dan merefleksikan rasa kebahagiaan serta yakin bahwa cita-cita memakmurkan masjid dapat terwujud dengan pertolongan Allah,” tegas Kiai Mansyur Syaerozie.


Tak hanya itu, lanjut dia, para takmir juga harus menjadi sosok yang bukan hanya ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tetapi, yang lebih utama adalah menjadi pelaku dari bidang ilmu dan keahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.


“Apalah gunanya hanya sebagai pakar saja, tapi tidak praktik di masyarakat. Pasti akan dikalahkan nilai kemanfaatannya bagi umat dan perbaikan peningkatan kualitas dirinya oleh para pelaku langsung,” jelas kiai yang dikenal sebagai pengusaha dan motivator ini.


Menurut Kiai Mansyur, mengurus masjid dengan berbagai kapasitas dan keikhlasan sebagai takmir, niscaya urusan-urusan akan dimudahkan oleh Allah. "Uruslah masjid, pasti urusanmu dimudahkan Allah. Makmurkan masjid, pasti kalian akan dimakmurkan dan dimuliakan Allah," kata penulis buku 9 Langkah Percepatan Rezeki ini.


Kiai Mansyur mendorong para takmir masjid dan pengurus, juga sambil mengembangkan wirausaha atau perdagangan. Ia menjelaskan, Allah telah memberi sinyal bahwa 90 persen rezeki ada di sektor perdagangan atau sektor bisnis. Berdagang juga telah dipraktikkan oleh Rasulullah saw selama kurun waktu sejak usia 13 sampai 40 tahun.


“Tepatnya, lebih lama sebagai pedagang dibanding durasi waktu beliau (Nabi Muhammad saw) sebagai Nabi dan Rasul,” kata Kiai Mansyur.


Ia memotivasi para peserta bahwa pedagang yang sukses dan beriman mempunyai kesempatan yang lebih leluasa untuk berbagi kepada umat dibanding hanya ahli ilmu ekonomi bisnis yang tidak praktik bisnis.


“Begitu pun, hanya sebagai ahli agama yang tidak melakukan perintah agama, dapat terkalahkan nilai kemanfaatannya oleh pelaku ajaran agama,” tegas Kiai Mansyur.


Di akhir pelatihan, para peserta dibaiat untuk meneguhkan niat dan integritas setia kepada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 serta organisasi Nahdlatul Ulama.


Hadir juga pada kesempatan tersebut Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji, Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Fuad Thohari, Sekretaris LTM PBNU H Agus Wustho, Direktur Utama Koperasi Masjid Seluruh Nusantara, Syarif Hidayat.


Sejumlah permasalahan dalam pengelolaan masjid dilontarkan para peserta untuk mendapatkan solusinya. Antara lain masalah terkait pelaksanaan peribadatan, pembangunan masjid, pengamanan dan pemeliharaan aset masjid, serta potensi pengembangan ekonomi produktif.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori