Nasional

NU dan 10 Lembaga Kemanusiaan Turut Berdayakan Warga di Rakhine

NU Online  ·  Jumat, 1 September 2017 | 17:03 WIB

NU dan 10 Lembaga Kemanusiaan Turut Berdayakan Warga di Rakhine

Rohingya di Rakhine, Myanmar (aljazeera).

Jakarta, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) bersama sepuluh lembaga lain yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) melakukan pemberdayaan kepada masyarakat di Negara Bagian Rakhine, Myanmar selama dua tahun.

Selain LPBI NU, terdapat juga anggota lainnya seperti MDMC, PKPU, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, DPU Darut Tauhid, LMI, LAZIS Wahdah, LAZIS DDII, STF UIN Syahid Jakarta, dan ACT.

Ketua pelaksana AKIM M. Ali Yusuf mengatakan, program ini tidak sekadar membantu, melainkan juga melakukan pemberdayaan selama dua tahun dengan menggarap empat bidang, yakni pendidikan, kesehatan ekonomi dan bantuan dasar.

Menurutnya, pemberdayaan terhadap Rakhine State itu karena daerah tersebut sangat terbelakang. Kalau Indonesia, katanya membandingkan, itu lebih parah dari daerah tertinggal, kondisinya seperti Indonesia tahun 1960.

“Rahinstit itu provinsi yang terpinggirkan. Ya mungkin kurang diperhatikan pemerintah, ya. Jadi mudah muncul konflik,” katanya pada NU Online di lantai 7, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (31/8).

Ia menjelaskan, program-program yang dilakukan AKIM tidak terkait dengan konflik agama atau lainnya yang terjadi di Myanmar, melainkan karena daerah tersebut miskin dan memerlukan bantuan.

“Misalnya disitu ada dua komunitas; muslim dan budhis sama-sama miskin dan membutuhkan bantuan,  makanya nanti kami membantunya tidak hanya muslim, tapi juga budhis,” kata Yusuf yang juga ketua LPBI NU.

Berbagai fasilitas di daerah Rakhine State jauh dari memadai. Sebagai contoh sekolah. Menurutnya, sekolah di daerah tersebut cukup memprihatinkan. 

“Kita membangun sekolah dan fasilitas yang dibutuhkan termasuk perlengkapan sekolah untuk anak-anak, seragam sekolah, karena cukup mengenaskan kondisinya,” katanya. (Husni Sahal/Fathoni)