Nasional

NU Jatim Ajak Seluruh Warga Negara Sukseskan Pemilu

NU Online  ·  Senin, 15 April 2019 | 10:45 WIB

NU Jatim Ajak Seluruh Warga Negara Sukseskan Pemilu

Konferensi pers jelang Pemilu oleh PWNU Jatim.

Surabaya, NU Online
Hajatan pemilihan umum atau Pemilu tinggal menghitung hari. Masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama diharap menggunakan hak pilih sebagai sarana legal dalam mengangkat dan membaharui mandat kepemimpinan politik.

“Nahdlatul Ulama memandang pemilihan umum adalah mekanisme yang sah berdasarkan hukum negara dan agama untuk mengangkat dan  membaharui mandat kepemimpinan politik atau nashbul imâmah,” kata KH Agus Ali Masyhuri, Senin (15/4).

Menurut Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini, bahwa pada Munas NU di Nusa Tenggara Barat pada 17 November 1997 telah menegaskan bahwa Pemilu dalam negara demokrasi merupakan salah satu manifestasi prinsip syura di dalam Islam yang sah dan mengikat. 

Karena itu, menyambut Pemilu serentak 2019, NU mengajak peran serta seluruh warga negara menyukseskan penyelenggaraan pemilu yang bersih, jujur, dan adil dengan menggunakan hak pilihnya dalam mekanisme demokrasi lima tahunan. Pemilu yang jurdil adalah wasilah mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional. 

“Karena itu, kepada seluruh warga negara yang telah memenuhi syarat, Nahdlatul Ulama mengimbau agar tidak golput,” kata Gus Ali, sapaan akrabnya di hadapan sejumlah insan media. 

Warga diminta menggunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk memilih calon presiden maupun wakil presiden, serta calon wakil rakyat DPD, DPR, DPRD yang memenuhi kriteria shidiq, tabligh, amanah, dan fathanah. 

Pada saat yang sama, NU Jatim juga mengajak jajaran penyelenggara Pemilu seperti KPU, Bawaslu, DKPP, juga Sentra Gakkumdu (Sentra Penegakkan Hukum Terpadu) untuk menjamin penyelenggaraan Pemilu seadil-adilnya, sejujur-jujurnya, sebersih-bersihnya. 

“Hal itu demi mewujudkan demokrasi Indonesia yang bermartabat,” tegasnya yang didampingi sejumlah pengurus harian PWNU Jatim. 

Terhadap segala bentuk kecurangan, hendaknya juga ditindak secara benar. “Tindak dan jangan pernah berkompromi dengan politik uang atau money politic yang terbukti merusak demokrasi dan menimbulkan cacat legitimasi,” tegas Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo tersebut.

Yang juga tidak kalah penting adalah seruan kepada sejumlah kalangan. “Kami mengajak kepada para konstestan, tim sukses, pendukung, simpatisan, tokoh politik, tokoh agama dan seluruh warga negara, serta aparat keamanan yaitu TNI/Polri agar bahu-membahu menciptakan suasana politik yang damai,” pintanya.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan tidak memprovokasi rakyat dengan berita hoaks dan ujaran kebencian, tidak melegitimasi ketersediaan dan menerima hasil Pemilu dengan legowo. “Jika merasa keberatan terhadap hasil Pemilu, menggunakan prosedur dan mekanisme konstitusi yang tersedia, sebagaimana ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku,” ungkapnya. 

Bagi NU Jatim, Pemilu adalah pesta demokrasi yang selayaknya dirayakan dengan jiwa yang damai, dengan semangat persaudaraan bukan permusuhan.    

Lebih lanjut, Pemilu 2019 adalah Pemilu serentak pertama yang digelar bangsa Indonesia dan menjadi batu uji kesiapan berdemokrasi secara maju dan beradab. “Kesuksesan penyelenggaraan Pemilu tahun ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia yang menyoritas Muslim dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas,” katanya. 

Karena itu, Nahdlatul Ulama menghimbau kepada semua pihak agar menjaga, berpartisipasi dan berperan aktif. "Hal tersebut demi memastikan penyelenggaraan Pemilu yang damai, bersih, jujur, dan adil," pungkasnya. 

Konferensi pers berlangsung di lantai dua kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. Tampak mendampingi Gus Ali antara lain KH Syafrudin Syarif (katib), KH Abd Salam Sochib, KH Nuruddin A Rahman, serta KH Sholeh Hayat.(Ibnu Nawawi)