Nasional

NU Selalu Berupaya Lahir Batin Jaga Indonesia

NU Online  ·  Jumat, 22 Februari 2019 | 03:30 WIB

NU Selalu Berupaya Lahir Batin Jaga Indonesia

KH Marzuki Mustamar di PWNU Jatim menerima insan media.

Surabaya, NU Online
KH Marzuki Mustamar berpesan kepada warga Nahdlatul Ulama untuk terus solid menjaga Ahlussunah wal Jamaah. Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini saat bertemu awak media di jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. 

"Kami akan terus mengupayakan, mengikhtiarkan secara lahir batin supaya Indonesia tetap lestari, dan agama tetap utuh," kata Kiai Marzuki Mustamar, Rabu (21/2). 

Terkait masalah pilihan politik, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rasyad Kota Malang ini, NU dalam kapasitas netral. “NU akan bersikap netral dalam berpolitik,” ungkapnya. 

Dalam pandangan dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang ini, di NU ada khittah. “Artinya, PWNU tidak boleh memberikan surat undangan atau surat edaran ke masyarakat yang tujuannya untuk memberikan dukungan ke salah satu calon,” jelasnya. 

Dengan khittah tersebut, tidak boleh ada tanda tangan rais, katib, ketua, sekertaris, lalu diedarkan. “Karena tindakan itu melanggar khittah, dan NU tidak untuk itu,” ungkapnya. Perkara ada yang mau mencalokan sebagai petinggi di Indonesia, kalau merasa dirinya NU ya bertanggungjawab untuk mempertahankan NU, lanjutnya.

"Kita tahu sekarang ini ada banyak pencalonan baik pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif. Tentu ada berbagai kalangan yang mendukung. Termasuk dukungan dari kalangan kiai, yang sebelumnya sudah dilakukan analisa," imbuhnya. 
Analisa yang digunakan kiai adalah sejauh mana melihat kemampuan calon menjaga Ahlussunah wal Jamaah, punya sikap nasionalisme, baik untuk Islam, dan baik untuk kelanjutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), lanjutnya. 

"Itulah perspektif kiai terhadap calon. Tentu kita juga tidak menghalangi siapa yang didukung. Karena itu keyakinan kiai dan hasil dari analisanya. Setelah analisa, barulah para kiai bisa menyimpulkan," tutupnya. (Ibnu Nawawi)