Nasional

Orang Kuat Imannya Tidak Mudah Terpengaruh Hoaks

Rab, 17 Juli 2019 | 02:00 WIB

Orang Kuat Imannya Tidak Mudah Terpengaruh Hoaks

KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Kediri, Jatim

Kediri, NU Online
Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengatakan bahwa orang yang memiliki keimanan yang kuat, orang tersebut tidak akan mudah terpengaruh dengan kabar hoaks.

"Meski hoaks muncul bertubi-tubi di dunia maya, kalau orang kuat imannya, maka tidak akan mudah terpengaruh," ujar KH Abdullah Kafabihi Mahrus saat memberikan sambutan dalam acara sarasehan bersama Hotman Paris Hutapea, yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam (IAI) Tribakti Lirboyo Kediri pada Senin (15/7) sore.

Dalam acara Hotman Paris Showan Pesantren: Hoaks, Viral, and Busy, Kiai yang juga Rektor Institut Agama Islam (IAI) Tribakti Kediri ini melanjutkan, bahwasa kelompok garis keras yang saat ini berkembang dengan dan kuat merupakan sebuah ancaman bagi keutuhan bangsa. Terlebih lagi jika sudah dibarengi dengan kabar hoaks dalam propaganda mereka.

“Kelompok garis keras berkembang dengan besar dan kuat, maka dikhawatirkan NKRI terancam, Pancasila terancam, Bhinneka Tunggal Ika terancam, UUD ’45 terancam. Selain itu hoaks yang tersebar juga semakin banyak,” ungkapnya.

“Selama santri Lirboyo tidak terpengaruh, Insyaallah aman. Sebab Indonesia selalu menginginkan keamanan,” lanjutnya.

Hotman Paris Hutapea mengajak segenap keluarga besar Pesantren Lirboyo untuk mengoptimalkan potensi dari Pesantren Lirboyo, terlebih lagi jumlah santri Lirboyo yang sangat banyak ini.

“Kalau bisa IAI Tribakti Kediri, khususnya di jurusan hukum bisa mengembangkan potensi yang ada, nanti semua orang akan masuk ke sini. Apalagi dengan jumlah santri Lirboyo yang hampir 30 ribu ini. Belum lagi Pesantren Lirboyo akan mendunia,” tukasnya.

“Hukum itu seluruhnya adalah kaidah agama. Santri Lirboyo jangan hanya mengurus Kantor Urusan Agama (KUA) saja. Ini kesempatan bagi pesantren agar bisa go international. Kalau perlu saya bisa menjadi dosen terbang,” imbuhnya.

Dikatakan, peranan sarjana hukum pada saat ini sudah berbeda dengan zaman dulu, sebab saat ini sudah lebih diperhitungkan.

“Peranan sarjana hukum benar-benar berkembang pesat, tidak seperti dulu yang diremehkan. Saya sering bilang ke lawyer muda, pengacara itu tidak bisa sukses dengan gelar yang terlalu banyak. Pengacara sukses dengan jam terbang yang tinggi,” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa opini publik juga berpengaruh dan penting bagi penegak hukum. Bahkan kepolisian juga memperhatikan hal ini. “Pengaruh opini publik itu sangat penting bagi penegak hukum. Karena semua penegak hukum termasuk polisi juga memperhatikan ini,” bebernya.

Menurut pria berkacamata ini, hoaks sangatlah berbahaya bagi masyarakat, sebab hoaks bisa menjadi penyebab pertentangan di tengah masyarakat. Selain itu, perkembangan media sosial saat ini juga menjadi penyebab banyaknya orang terkena kasus pidana.

“Dengan perkembangan media sosial sekarang ini, bukan hanya hoaks saja yang menjadi ancaman pidana. Ada tiga hal lain, yakni hoaks, konten asusila, dan pencemaran nama baik dengan menyebarluaskannya melalui elektronik,” ungkapnya.

Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar yang hadir pada kesempatan itu juga turut menyampaikan pendapatnya. Ia sangat bersyukur dengan banyaknya pesantren di Kediri, alhasil tensi politik di Kediri tidak begitu panas.

“Kediri adalah salah satu kota yang memiliki banyak pondok. Dengan adanya pondok, semua orang jadi senang membaca. Dengan demikian tensi politik tidak begitu panas. Jangan mudah sharing sesuatu, baca dulu. Benar enggak? Kalau tidak, itu bahaya, nanti bisa jadi fitnah,” tandasnya.

Hadir dalam kegiatan ini, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH An’im Falahuddin Mahrus, KH Reza Ahmad Zahid, Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar, Bara Tampubolon, Maruli Tampubolon, dan beberapa tamu undangan beserta keluarga Pesantren Lirboyo. (Hanan/Muiz)