Nasional

P3M Turut Bicara Masjid

Rab, 13 Maret 2013 | 22:31 WIB

Bantul, NU Online
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) melalui direkturnya, Anas Saidi, turut membincang hubungan NU dengan masjidnya. Anas menilai orang NU tidak memanfaatkan masjid dengan baik.
<>
“Kita terlalu terlena dengan keadaan yang katanya mayoritas, sehingga kita tidak memanfaatkan masjid dengan baik," ujar Anas yang juga peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Pesantren Al-Muhsin, Krapyak Wetan-Sewon, Bantul, Rabu (13/3).

Padahal, lanjut Anas, masjid itu  bisa menjadi tempat yang strategis jika dikelola dengan baik, displin, dan istiqamah. 

Sebelumnya, dalam acara yang sama, KH Masdar Arif Mas’udi mengungkapkan bahwa jika ingin membangun umat harus dimulai dari masjid.

“Kalau kita ingin membangun umat, mulailah dari masjidnya. Masjid itu menjadi potret umat Islam. Kalau ingin tahu bagaimana kondisi umat Islam, lihatlah masjidnya," jelas Rais Syuriah PBNU itu. 

Acara diskusi tentang kemasjidan tersebut terselenggara hasil kerja sama PC LTMNU Kabupaten Bantul dan Perhimpunan Pengembangan Pesantren (P3M)DIY. Acara yang diikuti puluhan orang tersebut dimulai Rabu siang dan berakhir Jumat, 15 Maret. 

“Dalam rangka menyambut 1 abad NU  tahun 1926 mendatang, sudah seharusnya NU bertumpu pada dua kaki, yakni pesantren masjid dan pesantren. Pesantren sebagai rujukan kultural dan keilmuan sedangkan masjid sebagai rujukan struktural kegiatan,” Kiai Masdar.

Di pelbagai daerah, Kiai Masdar bersama LTM NU, Lazis NU, dan lain-lain kembali giat mensyiarkan masjid sebagai pusat aktivitas umat dalam banyak bidang. Semoga dengan turutnya P3M mengusung tema masjid, gerakan "kembali ke masjid" yang dipelopori LTM NU, menjadi makin kuat.

Redaktur      : Hamzah Sahal
Kontributor  : Rokhim Bangkit