Nasional

Para Ulama Internasional Berziarah ke Makam Kakek Habib Luthfi

Kam, 28 Juli 2016 | 14:11 WIB

Para Ulama Internasional Berziarah ke Makam Kakek Habib Luthfi

Para ulama di makam Habib Hasyim bin Yahya.

Pekalongan, NU Online
Perhelatan Konferensi Ulama Internasional yang diikuti oleh sekitar 69 dari 40 negara dimanfaatkan oleh sejumlah ulama dari luar negeri untuk melakukan ziarah ke makam Habib Hasyim bin Yahya, kakek Habib Luthfi bin Yahya, Rabu (27/7) malam Komplek Makam Sapuro, Pekalongan Barat. Kemudian, ziarah dilanjut di makam Habib Ahmad Alattas di komplek yang sama.

Jadual padat dalam Konferensi Internasional bertajuk Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam ini tidak membuat langkah para Masyayikh terhenti untuk bertabarrukan (ngalap berkah) di makam Kakek Habib Luthfi.

Di antara yang melakukan ziarah yaitu: Syaikh Aun Muā€™in al-Qaddumi (Yordania), Syaikh Adam Syahiduv (Chechnya), Syaikh Usama Abdul Razzaq Ar-Rifaā€™i dan Syaikh Riyadh Hasan Bazo (Lebanon). Mereka didampingi oleh Habib Muhammad Husein al-Habsyi (Solo) dan Kiai Abdullah Saā€™ad (Plesungan).

Selama kurang lebih 3 hari di Pekalongan, Rabu-Jumat (27-29/7), sekitar 300 ulama thariqah baik dari dalam negeri maupun luar negeri berupaya memberikan sumbangsih pemikiran nyata terkait moderatisme Islam, radikalisme global, serta penguatan peran bangsa dan negara.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Jamā€™iyah Ahlith Thariqah Al-Muā€™tabarah An-Nadliyah (JATMAN) ini cukup menyedot perhatian pemerintah, aparat, dan ribuan masyarakat, khususnya di Pekalongan. Masyarakat tidak hanya mengikuti, tetapi juga berperan aktif menyediakan penginapan dan pemondokkan gratis.Ā 

Bagi mereka, hal ini dalam rangka menyambut tamu Allah dan ngalap berkah para ulama. Bahkan, peran aktif ini dilakukan masyarakat setiap ada even nasional maupun internasional di Pekalongan. Mereka tak hanya menyediakan penginapan gratis, tetapi juga memenuhi segala kebutuhan para peserta seperti makan dan transportasi. Semua dilakukan bertujuan menyambut tamu Allah, tidak ada maksud meraup pundi-pundi materi. (Fathoni)