Nasional

PBNU dan Muhammadiyah Akan Bangun Strategi Ekonomi Berkeadilan

Kam, 25 Mei 2023 | 13:01 WIB

PBNU dan Muhammadiyah Akan Bangun Strategi Ekonomi Berkeadilan

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat menerima kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (25/5/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan, hubungan antara NU dan Muhammadiyah selama ini sudah berjalan sangat baik dan harmonis.


Kini, kata Gus Yahya, sudah saatnya NU dan Muhammadiyah menjalin kerja sama dan melanjutkan berbagai hal yang lebih konkret sebagai kerja bersama. Salah satu yang akan disinergikan adalah soal upaya membangun strategi ekonomi berkeadilan.


“Ada kebutuhan untuk membangun strategi ekonomi bersama agar struktur ekonomi Indonesia menjadi lebih berkeadilan. Saya kira ini akan menjadi ladang khidmah yang sangat subur bagi NU dan Muhammadiyah,” tutur Gus Yahya usai menerima kunjungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (25/5/2023).


Lebih lanjut, Gus Yahya mengaku bahwa PBNU butuh banyak belajar dari Muhammadiyah, terutama mengenai kebutuhan-kebutuhan organisasi seperti pengelolaan lembaga-lembaga layanan dan penataan organisasi.


Setelah pertemuan hari ini, PBNU dan PP Muhammadiyah akan melanjutkan dengan berbagai pertemuan untuk mendiskusikan kerja sama yang dilakukan. Harapannya, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini dapat menciptakan berbagai momentum.


“Kita bersama-sama mencari, membangun strategi untuk menciptakan momentum-momentum sehingga mudah-mudahan bisa berpengaruh terhadap mood masyarakat terhadap berbagai macam isu,” kata Gus Yahya.


Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir mengatakan bahwa ada realitas yang harus diemban bersama PBNU. Ia mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia masih berekonomi rendah sehingga ada banyak masalah yang dihadapi.


“Maka kita bersepakat untuk terus mendorong negara ini mewujudkan ekonomi berkeadilan yang bisa memberdayakan, memajukan, dan menyejahterakan rakyat. Itu perlu menjadi concern bagi kontestasi politik ke depan agar tidak sekadar bagi-bagi kekuasan tapi yang paling penting, Indonesia ini dengan rakyatnya 271 juta, itu mau diapakan agar mereka lebih hidup sejahtera,” kata Prof Haedar.


Bersama PBNU, Muhammadiyah akan terus berkomitmen memandu umat agar menjadi umat yang cerdas, damai, bersatu dalam keragaman, sekaligus umat yang semakin maju kehidupannya.


“Tugas kami sebagai ormas besar itu tentu berada di garis depan agar memandu umat. Insyaallah setelah ini kami akan adakan pertemuan-pertemuan untuk mencari langkah-langkah bersama untuk bisa menyapa dan bisa dirumuskan bersama dari kerja sama kita berdua sebagai organisasi besar,” pungkas Prof Haedar.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad