Nasional MUNAS KONBES NU 2023

PBNU Gulirkan Tujuh Program Strategis dalam Munas dan Konbes NU 2023

Sel, 19 September 2023 | 10:30 WIB

PBNU Gulirkan Tujuh Program Strategis dalam Munas dan Konbes NU 2023

Komisi Program Kerja Munas dan Konbes NU 2023 di Gedung Serbaguna 1 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (18/9/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Sejumlah program strategis Nahdlatul Ulama dirumuskan dalam komisi program Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2023. Program strategis seperti transformasi digital, akselerasi penguasaan teknologi, gerakan keluarga maslahah NU, hingga  kaderisasi dibahas dengan seksama pada Senin (18/9/2023) malam, setelah shalat isya hingga pukul 23.30 WIB.


Puluhan musyawirin (orang yang bermusyawarah) yang terlibat dalam pembahasan terdiri dari pengurus NU di tingkat pusat (PBNU), tingkat wilayah (PWNU), lembaga badan otonom (Banom), akademisi, dan praktisi yang terkait dengan pembahasan.


“Pembahasan materi komisi program kerja Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2023 untuk itu baiklah secara resmi sidang ini kami nyatakan dibuka,” kata Alissa Wahid selaku pimpinan sidang saat membuka diskusi Komisi Program Kerja NU 2023 di Gedung Serbaguna 1 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.


Musyawarah diawali dengan paparan Koordinator Komisi Program Konbes NU 2023 Alissa Wahid terkait program NU yang telah dijalankan oleh Lembaga dan Badan Otonom serta Pengurus NU pada setiap tingkatan. Musyawirin dipersilakan untuk menyebutkan program-program yang telah terlaksana tetapi belum disebutkan.


Program yang telah terlaksana dikelompokkan menjadi 4 program, yaitu memperkokoh transformasi Aswaja; pengembangan kualitas SDM NU; peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi; penguatan organisasi, kelembagaan, dan jaringan.

 

Kemudian dilanjutkan dengan usulan pengembangan program kerja NU melalui Konbes NU 2023. Pengembangan tersebut diarahkan pada visi kepemimpinan PBNU yaitu merawat jagat membangun peradaban dengan semangat khidmah inklusif.


Lalu tema Mendampingi Umat, Memenangi Masa Depan berorientasi pada transformasi digital, penguasaan teknologi kekinian (AI), serta memenuhi hak dan hajat hidup rakyat di akar rumput. Kemudian peraturan perkumpulan 2022 tentang klasifikasi struktur pengurus.


“Ini mungkin membutuhkan gagasan dan juga penajaman serta pengembangan dari hadirin sekalian adalah pengembangan program NU ke depan tahun 2023-2025, yang sebetulnya juga dibahas di dalam pidato ketua umum tadi pagi, jadi visi yang mendampingi umat memenangi masa depan,” papar Alissa.


Usulan program kerja tersebut diimplementasikan melalui strategi transformasi digital, Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU), akselerasi penguasaan teknologi, kaderisasi, cinta lingkungan hidup, penguatan peran NU dalam membangun peradaban dunia, penguatan peran NU dalam membangun ukhuwah wathaniyah, pendirian lembaga pendidikan, kesehatan, dan Badan Usaha Milik NU (BUMNU).


Pertama, transformasi digital di antaranya dengan mengintegrasikan sistem manajemen NU dalam ekosistem digital yang besar, memfokuskan upaya pada peningkatan literasi digital dengan mengadakan bimtek yang mencakup analisis literasi digital internal dan bekerja sama dengan mitra eksternal untuk memperkuat ekosistem digital, mengembangkan sistem big data untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, peningkatan infrastruktur digital, dan pelatihan literasi digital kepada seluruh stakeholders NU.

 

Kedua, Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) melaksanakan berbagai kegiatan seperti bimbingan keluarga, bimbingan anak dan remaja, pencegahan stunting, pelatihan kewirausahaan, dan lain sebagainya. Pada tahun 2024-2025, semua pengurus wilayah dan cabang diharapkan sudah mengimplementasikan GKMNU dan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

 

Ketiga, akselerasi penguasaan teknologi, mencakup pembelajaran, pelatihan, dan penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan dan bisnis. Program ini mengarah pada meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknologi di antara para Bapak Kiai, Bu Nyai, Asatidz di madrasah dan pesantren, serta seluruh warga NU terhadap penggunaan teknologi agar lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang dibawa oleh kemajuan teknologi.


Keempat, cinta Lingkungan Hidup, di mana semua tingkatan NU perlu memulai dengan mengurangi sampah plastik, menyajikan makanan dan minuman yang bersih dan sehat, dan menjadikan sampah sebagai komoditas yang produktif melalui pengolahan yang benar dan berkelanjutan.


Kelima, penguatan Peran NU dalam membangun peradaban dunia yaitu diimplementasikan melalui kontribusi NU dalam berbagai tantangan misalnya resolusi konflik di Myanmar, situasi di Afghanistan, dan berbagai tantangan lainnya. Selain itu, NU juga dapat memperkuat kehadirannya dalam berbagai tema yang menjadi tantangan dunia, misalnya penghapusan kemiskinan ekstrim dan respons terhadap krisis iklim.


Keenam, penguatan peran NU dalam membangun ukhuwah wathaniyah yaitu pengurus NU di setiap tingkatan perlu mengembangkan inisiatif kerja sama lintas iman dan lintas latar belakang dalam berbagai program kemaslahatan bangsa. Misalnya, dalam program pemberdayaan masyarakat dan kewirausahaan.  
 

Ketujuh, pendirian lembaga pendidikan, layanan kesehatan, dan BUMNU sebagai pemenuhan kriteria klasifikasi struktur pengurus NU di tingkat wilayah dan cabang.


Selanjutnya pimpinan sidang mempersilakan kepada musyawirin untuk menyampaikan usulannya dan dimasukkan ke bagian mana.


Terdapat beberapa usulan yang diajukan oleh musyawirin di antaranya penguatan Aswaja Nahdliyah melalui strategi komunikasi digital termasuk produksi konten-konten digital, memastikan sistem manajemen NU dalam sistem digital yang besar, menyediakan pengadaan rumah murah, peningkatan kapasitas kader, pendirian fasilitas kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan salah satunya dengan konsultasi kesehatan melalui aplikasi, pengiriman kader ke wilayah-wilayah untuk dakwah Aswaja An-Nahdliyah, memperbanyak kegiatan besar NU di luar Jawa.