Nasional

PBNU Instruksikan Nahdliyin Baca Yasin untuk KH Bashori Alwi

Sel, 24 Maret 2020 | 12:55 WIB

PBNU Instruksikan Nahdliyin Baca Yasin untuk KH Bashori Alwi

KH Bashori Alwi. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan kepada seluruh Nahdliyin, pengurus NU, lembaga, dan badan otonom untuk melaksanakan shalat ghaib, pembacaan yasin, dan tahlil bagi almarhum KH Muhammad Bashori Alwi Murtadlo.
 
Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Nomor 3950/C.I.34/03/2020 yang diterbitkan Senin, 23 Maret 2020. Surat tersebut ditandatangani oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, dan Sekjen HA Helmy Faishal Zaini.  
 
"Sehubungan dengan hal tersebut, PBNU dengan ini menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Wilayah, Cabang, Lembaga, Badan Otonom Nahdlatul Ulama dan Pondok Pesantren di semua tingkatan untuk menyelenggarakan Shalat Ghoib, Pembacaan Yasin dan Tahlil  untuk Alamarhum," demikian bunyi surat instruksi tersebut.
 
Sebagaimana diketahui, Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran, Singosari, Malang, KH Muhammad Bashori Alwi Murtadlo mengembuskan nafas terakhir pada pukul 15.30 WIB, Senin (23/3) dalam usia 93 tahun. Kiai yang pernah menjadi qari nasional dan internasional ini tutup usia karena penyakit jantung koroner.
 
Jenazah dimakamkan pada Selasa (24/3) seusai shalat Dhuhur di pemakaman keluarga di YPIQ Desa Tamanharjo, Singosari, Malang.
Mengutip website Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ) yang diasuh almarhum. Semasa hidup, almarhum tercatat sebagai tokoh kaliber nasional dan internasional di bidang Tilawatil Qur’an.
 
Ia salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh (Organisasi para qari’ dan penghafal Al-Qur’an), sekaligus salah satu pencetus ide Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1964. Almarhum juga termasuk penggagas MTQ tingkat nasional.
 
Ia tidak pernah absen menjadi juri, baik pada MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Di samping itu, beliau dipercaya menjadi juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998) dan Jakarta (2003).
 
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj pada suatu kesempatan seperti dalam video ini, mengatakan pertama kali ada musabaqah tilawatil Quran, yang diadakan oleh NU, bukan Depag, bukan Kemenag, pada tahun 1964 di Bandung, juaranya adalah Kiai Abdul 'Azis Muslim, Tegal; Kiai Fuad Zein, Buntet, Cirebon; dan Mbah Kiai Bashori Alwi.
 
Almarhum juga merupakan sosok aktivis organisasi kemasyarakatan yang ulet dan selalu konsen pada dunia dakwah Islamiyah. Tercatat, beliau pernah memegang tampuk kepemimpinan Gerakan Pemuda Ansor (1955-1958).
 
Dalam dunia tulis-menulis, almarhum juga dikenal produktif. Ia banyak menelurkan karya tulis. Di antara karya tulisnya ialah Mabadi’ Ilm At-Tajwid (Pokok-Pokok Ilmu Tajwid) dilengkapi Kamus Miftahul Huda (Panduan Waqaf dan Ibtida’) Madarij Ad-Duruus Al-Arabiyah (Pelajaran Bahasa Arab, 4 Jilid), Dalil-Dalil Hukum Islam (Terjemahan Matan Ghayah Wat Taqrib, 2 Jilid), Al-Ghoroib Fii Ar-Rasm Al-Utsmany (Seputar bacaan dan tulisan asing dalam Mushaf Rasm Utsmany), dan Ahadiits Fi Fadhailil Qur’an Wa Qurra’ihi (Hadis-hadis tentang keutamaan Al-Qur’an dan para pembacanya).
 
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan