Nasional

PBNU Jadikan PMII Bagian dari Sistem Nasional Pengelolaan SDM

Sen, 22 Agustus 2022 | 16:00 WIB

PBNU Jadikan PMII Bagian dari Sistem Nasional Pengelolaan SDM

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima kinjungan PB IKA PMII. (Foto: NU Online/Suwitno).

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima kunjungan silaturahim yang dilakukan PB Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII). Pertemuan itu dilangsungkan di lantai 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Senin (22/8/2022).

 

Pada kesempatan itu, Gus Yahya menyebutkan bahwa PBNU akan menjadikan PMII sebagai bagian dari sistem nasional pengelolaan sumber daya manusia (SDM) NU. Hal ini merupakan upaya atau cita-cita Gus Yahya dalam menjadikan NU laksana pemerintahan.

 

Untuk itu, PBNU saat ini membuat beberapa sistem nasional untuk menjalankan pemerintahan NU. Pertama, soal administrasi organisasi yang koheren atau terpadu. Kedua, agenda-agenda organisasi yang harus bersifat nasional. Dari mulai pengurus besar hingga ranting NU, memiliki agenda secara nasional yang tersistem.

 

Ketiga adalah sistem nasional tentang reproduksi SDM. Oleh karena pemerintahan NU ini harus dijalankan oleh seorang manusia, maka dia harus memiliki kapasitas yang baik. Itulah sebabnya, kata Gus Yahya, PBNU membuat pelatihan kader secara nasional.

 

“Terkait PMII ini, khususnya, menyangkut sektor yang ketiga yaitu sistem nasional pengelolaan SDM,” ungkap Gus Yahya.

 

Ia menyebutkan, NU saat ini memiliki jumlah warga sebanyak 120 juta jiwa. Dari total itu, tidak seorang pun yang berada di luar dari tanggung jawab jamiyah NU. Gus Yahya menegaskan, NU memiliki tanggung jawab untuk mengurus seluruh Nahdliyin.


“Kita ini, pengurus besar sampai ranting ada sekitar 2 juta orang. Tapi 70-80 persen hanya nama saja. Di PBNU, dari mustasyar sampai harian, sekitar 180 orang. Berapa banyak dari 180 orang ini secara aktif bekerja? Padahal kita punya tanggung jawab untuk 120 juta orang,” tuturnya.

 

Kapasitas SDM untuk menjalankan pemerintahan di NU itu, lanjut Gus Yahya, harus dibangun secara bersama-sama. Sebab tantangan di depan akan sangat luar biasa, karena selama ini NU belum ada sistem.

 

“Mungkin di luar sana banyak orang NU yang punya kapasitas, tapi tidak bisa masuk (ke dalam jamiyah) karena tidak ada pekerjaan yang jelas. Maka tidak ada pilihan selain bikin sistem nasional pendidikan kader agar pengurus bisa punya kapasitas dan pekerjaan yang jelas,” jelas Gus Yahya.

 

Ketua PB IKA-PMII Akhmad Muqowam mengamini seluruh yang disampaikan Gus Yahya. Ia memastikan, pihaknya akan mengambil peran untuk menghadapi berbagai tantangan di dalam menyongsong masa depan NU.

 

“Masa depan NU tantangannya sangat tinggi dan dinamikanya luar biasa. Karenanya, pelibatan semua komponen menjadi suatu keharusan. PB IKA PMII juga harus ambil peran di situ,” ungkapnya.


Dalam pertemuan itu, hadir pula Ketua PBNU Choirul Saleh Rasyid dan Amin Said Husni, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Juri Ardiantoro, dan perwakilan jajaran IKA-PMII seluruh Indonesia.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi