Nasional

PBNU Tetapkan 1 Rabiul Akhir 1441 Hijriyah pada Malam Kamis

Rab, 27 November 2019 | 11:15 WIB

PBNU Tetapkan 1 Rabiul Akhir 1441 Hijriyah pada Malam Kamis

KH Ghazali Masroeri, Ketua Lembaga Falakiyah PBNU sedang menyampaikan pandangannya di sebuah forum.

Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan 1 Rabiul Akhir jatuh pada Kamis Pahing atau bertepatan dengan Kamis (28/11) malam besok. Ketetapan itu sudah dipertimbangkan atas dasar istikmal dimana rukyah pada Selasa (26/11) petang tak terlihat hilal. 

"Awal Rabiul Akhir 1441 H bertepatan dengan hari Kamis Pahing (mulai malam Kamis), 28 November 2019 atas dasar istikmal (penyempurnaan hitungan genap sebulan 30 hari), sebab rukyah pada Selasa petang hilal tidak dapat dilihat," kata Ketua LF PBNU KH Ahmad Ghazali Masroeri kepada NU Online, Rabu (27/11) pagi.

Untuk menyempurnakan istikmal tersebut, lembaga Falakiyah, kata Masroeri akan tetap melakukan Rukyat Hilal pada Rabu (27/11) sore ini.  Ia berharap penetapan Rabiul Akhir tersebut menjadi rujukan warga NU di berbagai daerah.

"Dimohon untuk melaksanakan rukyat hilal kembali sebagai rukyat hari kedua pada Rabu sore 30 Rabiul Awwal 1441H (27 November 2019) sebagai pendidikan dan latihan. Data hasil rukyat mohon tetap dilaporkan," ucapnya menambahkan. 

Berdasarkan hitungan almanak PBNU, ijtimak akhir bulan Rabiul Awwal 1441 Hijriyah jatuh pada Selasa Kliwon 26 Nopember 2019 pukul 21.44 WIB terbenam matahari 17.53 WIB, tinggi nilai hakiki -2 derajat 51 menit. Kemudian tinggi hilal berikutnya adalah 9 derajat 46 menit, besar cahaya hilal 1,7 cm, arah matahari 21 derajat 22 menit Barat Selatan (BS).

Data berikutnya, arah hilal adalah 19 derajat, 53 menit Barat Selatan (BS), kedudukan hilal 1 derajat 29 menit di utara matahari dengan keadaan hilal miring ke utara dan lama hilal 39 detik 6 detik. 

Sebagai informasi, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.

Selain itu,  rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Sementara hilal hanya tampak setelah matahari terbenam sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari. Ukuran hilal juga sangat tipis.

Apabila hilal terlihat, maka petang waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Namun, apabila hilal tidak terlihat, maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Dalam kalender Hijriyah hari diawali sejak matahari terbenam waktu setempat, bukan saat tengah malam. Berbeda dengan Masehi, penentuan awal bulan kalender tergantung pada penampakan bulan. Oleh karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.
 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Alhafiz Kurniawan