Nasional

Pedagang Hewan Kurban Pastikan Harga Stabil dan Tak Jual Sapi Gelonggongan

Rab, 21 Juni 2023 | 23:00 WIB

Pedagang Hewan Kurban Pastikan Harga Stabil dan Tak Jual Sapi Gelonggongan

Salah satu lapak hewan kurban di Jalan Kramat Jaya Baru, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Rabu (21/6/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Idul Adha tinggal menghitung hari. Sebagian orang sengaja menyisihkan uangnya untuk membeli kambing atau sapi agar bisa melaksanakan ibadah kurban tahun ini.


Di pinggir-pinggir jalan, para pedagang hewan kurban tengah menyiapkan diri menyambut pembeli. Mereka mematok harga dengan menyesuaikan berat badan hewan kurban. Biasanya, mendekati hari H Idul Adha, harga akan naik.


Namun, pedagang hewan kurban di Johar Baru, Jakarta Pusat, H Abdul Barri menepis anggapan itu. Ia memastikan harga hewan kurban yang dijualnya, baik sapi maupun kambing, tak akan naik meski Idul Adha sudah semakin dekat.


"(Harga) nggak ada kenaikan. Stabil. Soalnya sudah pada tahu semua, sudah pada kenal semua," kata Abdul Barri saat ditemui NU Online di tempat ia berjualan hewan kurban, di Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).


Pria asli Klaten yang telah menetap di Jakarta sejak tahun 1984 itu mengaku sudah setiap tahun berjualan hewan kurban. Tahun ini, ia menyiapkan 80 kambing dan 20 sapi.


Karena sudah sejak lama berjualan, nama Abdul Barri pun telah dikenal oleh sebagian besar warga Johar Baru dan sekitarnya. Hal tersebut membuat dirinya mendapat kepercayaan penuh dari warga. Menurut Barri, sebagian besar pembeli hewan kurban yang ia jual itu adalah orang yang sama setiap tahunnya.


"Pembeli tetap dari tahun ke tahun. Ada satu-dua orang lain. Tapi yang banyak, yang tetap," kata Barri.


Ia telah menetapkan harga. Untuk kambing, ia membanderol harga mulai dari Rp2,9 juta hingga Rp5,9 juta, tergantung berat badannya. Sementara sapi diberi harga Rp22 juta hingga Rp36 juta.


Tak Jual Sapi Gelonggongan

Abdul Barri juga memastikan, dirinya tak menjual sapi gelonggongan. Semua sapi yang ia jual berjenis limosin itu juga sudah dipastikan dalam keadaan sehat.


Menurut Barri, ciri-ciri sapi gelonggongan adalah perutnya besar dan kotoran yang keluar seperti air. Sebab asupannya hanya air dan itu merupakan bentuk penyiksaan terhadap sapi. Itulah yang membuat Barri tak mau menjual sapi gelonggongan. 


"Kalau sapi gelonggongan itu perutnya besar, tapi keluarnya kotoran kayak air. Soalnya cuma isi air. Tapi kita nggak tahu ya, kita nggak pernah (jual). Jangan sampai kita menyiksa sapi, itu namanya penyiksaan. Itu saya nggak mau. Nggak begitu," kata Barri.


Ia juga memastikan bahwa seluruh sapi dan kambing yang dijual pada tahun ini sudah disuntik vaksin, sehingga terhindar dari berbagai penyakit.


"Sekarang sudah aman (dari penyakit mulut dan kuku/PMK). Alhamdulillah nggak ada, aman. Di samping itu kalau sebelum sakit, divaksin atau disuntik dulu insyaallah penangkal penyakit itu hilang," jelas Barri.


Barri menjelaskan, hewan kurban akan menjadi sehat apabila kebersihan kandang terjaga. Ia juga mengaku akan terus berupaya secara berkala membersihkan kandang kambing dan sapi. 


"Terkait kandang pengaruh. Kalau kandang kotor itu bisa masuk penyakitnya cepat. Tapi kalau kandang selalu bersih, ya contohnya begini, itu insyaallah aman," kata Barri.


Selain menjaga kebersihan kandang, Barri juga memastikan pakan ternak terjamin. Ia memberikan rumput, konsentrat, ampas tahu, dan jerami. Secara rutin, pakan-pakan itu diberikan kepada hewan kurban setiap hari. Hal itu membuat sapi dan kambing yang dijualnya justru bertambah berat badan, meski hanya dipelihara tak lebih dari satu bulan.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad