Nasional

Pedagang Kecil Akui Laris Dagangannya Berkah Muspimnas PMII

Rab, 23 November 2022 | 22:30 WIB

Pedagang Kecil Akui Laris Dagangannya Berkah Muspimnas PMII

Suasana kemeriahan sejumlah stand pedagang kaki lima di arena Muspimnas PMII di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (23/11/2022). (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Dosen Komunikasi Bisnis IAIN Kediri, Citra Orwela, mengatakan bahwa adanya kegiatan nasional ternyata membawa keuntungan tersendiri bagi para pedagang kaki lima (PKL). Mereka memiliki peluang untuk menjajakan dagangannya.


Hal tersebut dikatakannya di sela Musyawarah Pimpinan Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Muspimnas PMII) yang digelar di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Jawa Timur.


“Tentu ini membuat pedagang kecil di sekitar kampus merasa untung. Apalagi Muspimnas PMII kali ini pesertanya dari seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Diperkirakan jumlahnya 3.000 orang lebih,” kata Citra kepada NU Online, Rabu (23/11/2022) siang.


Ia mengatakan kegiatan nasional yang dijadwalkan selama delapan hari, 17-24 November 2022, itu pasti berdampak pada perekonomian kota di daerah tersebut. Termasuk gelaran Muspimnas PMII di Tulungagung. Alasannya, karena aktivitas jual beli pasti meningkat.


“Jika diperkirakan ada 3000 orang yang hadir. Lalu setiap orang diandaikan berbelanja setiap harinya Rp 100 ribu. Maka sehari bisa ada perputaran uang Rp 300 juta. Bila tujuh hari, maka perputaran uang bisa mencapai Rp 2,1 miliar,” ujarnya.


Menurut Citra, menghabiskan uang senilai Rp 100 ribu itu sangat logis. Para peserta Muspimnas pasti membutuhkan makan, minuman, rokok, jajan atau nongkrong di beberapa tempat. Dan, tentu ada yang mengisi bahan bakar.


“Berbelanja sebesar 100 ribu itu bagi seseorang di era sekarang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena mereka pasti akan membutuhkan makanan, minuman, dan membeli rokok dan kopi buat nongkrong-nongrong di sekitar,” tandasnya.


Senada, Dosen UIN SATU Tulungagung, Amrullah, mengatakan bahwa ia memiliki catatan tersendiri tentang perhelatan nasional tersebut. Ia menyoroti geliat para pedagang kecil di sekitar lokasi Muspimnas PMII.


“Muspimnas yang dihadiri ribuan kader PMII dari seluruh Indonesia ini benar-benar membawa keberkahan tersendiri bagi pedagang kecil,” ujar Amrullah kepada NU Online, Rabu malam.


Geliat pedagang kecil
Pada kesempatan terpisah, NU Online mengkonfirmasi beberapa pedagang kecil yang berjualan di sekitar area Muspimnas PMII. Para pedagang yang merasakan keberkahan dari Muspimnas tersebut antara lain Munawir, Opi, dan Roni.


Munawir merupakan salah satu penjual pentol asal Kediri. Ia memang sudah bersiap diri menjajakan dagangannya di area kampus setelah mengetahui akan diadakan Muspimnas selama beberapa hari.


“Sejak pembukaan kegiatan Muspimnas, saya sudah berjualan di sekitaran kampus. Biasanya saya tidak berjualan di kampus tersebut tapi karena ada kabar kegiatan besar akhirnya saya memilih jualan di kampus,” ungkapnya pada Rabu malam.


Ia mengatakan biasanya dagangannya jarang habis. Tapi karena berkah kegiatan ini dagangannya menjadi habis dan laris. Dia menambahkan bahwa pembeli pentolnya rata-rata  bukan orang asli Tulungagung. Dia mengetahui dari logat bahasa saat berbicara dengannya.


“Pembelinya sangat beragam dari beberapa daerah, ketika saya tanya mereka menjawab ada yang  dari Sumatra,” terang Munawir.


Hal yang sama dirasakan oleh Opi, pemuda asal Malang. Dia mengaku sudah niat sejak awal untuk membuka lapak di kegiatan Muspimnas. Sejak pembukaan dimulai dia bersama teman-temannya datang untuk berjualan melalui stand di dekat penjual lainnya.


“Saya jualan kopi. Ada juga beberapa barang titipan dari teman-teman saya,” tutur Opi.


Menurut dia, pada awal berdagang memang tidak banyak pemasukan. Namun, setelah peserta mulai banyak barang dagangannya pun laris. Bahkan, lapaknya dijadikan tempat nongkrong bagi para peserta Muspimnas dari berbagai daerah. Ia merasa senang karena merasa untung dan memiliki teman baru.


“Modal yang saya keluarkan adalah hasil patungan dengan teman-teman. Apalagi, komunitas di Malang merupakan anak-anak muda yang senang bisnis. Jadi, membuka stand dan berdagang adalah bagian dari semangat kerja komunitas saya,” ujarnya bangga.


“Ini pengalaman luar biasa. Berkah Muspimnas PMII,” imbuh Opi seraya bersyukur.


Berkah Muspimnas juga dirasakan oleh Roni. Biasanya, sore warung Roni sudah tutup. Namun, saat ada Muspimnas PMII dia membuka warungnya sampai pukul sebelas malam.


Dia mengaku senang sebab dalam sejarah hidupnya sebagai pengelola warung baru kali ini pembelinya datang dari Aceh sampai Papua. “Kami berharap, acara ini sukses dan bermanfaat bagi rakyat,” pungkasnya.


Kontributor: Siti Maulida
Editor: Musthofa Asrori