Pekalongan, NU Online
Kabar akan berkumpulnya ratusan ribu anggota Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari seluruh penjuru Jawa Tengah dan DIY di Kota Santri Kabupaten Pekalongan mencuat sejak seminggu terakhir.
Meski sudah direncanakan cukup lama, akan tetapi baru dipublis ke media sosial dengan munculnya poster sejak sepekan terakhir sebelum acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Pahlawan yang dihelat Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor pada Kamis (22/11).
Menurut Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser H Alfa Isnaini, acara di Kabupaten Pekalongan merupakan pengganti acara di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu batal digelar.
Dirinya mengapresiasi semangat yang ditunjukkan Ansor dan Banser yang ada di cabang-cabang dengan mengirimkan anggotanya di acara Ansor di Kabupaten Pekalongan.
Bahkan menurut Ndan Alfa panggilan akrabnya, semangat cabang-cabang berdasarkan data yang diterimanya, melebihi ekspektasi jajaran PP GP Ansor, apakah bisa memenuhi target menghadirkan sampai 100 ribu Ansor-Banser dari wilayah Jateng-DIY ?
Akan tetapi melihat fakta di lapangan, ada cabang yang mengirimkan banser sebanyak 100 bis atau 5000 personil. Hingga pukul 17.00 wib Kamis (22/11), rombongan baik yang menggunakan bis maupun kendaraan pribadi telah memasuki Kajen ibukota Kabupaten Pekalongan mencapai angka 70 ribu. Sementara cabang yang lain ada yang masih dalam perjalanan.
"Ini luar biasa, Jawa Tengah dan DIY telah menunjukkan satu kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh, padahal itu baru sebagian saja yang berangkat," ujarnya kepada NU Online.
Bahkan ada rombongan ratusan bis dari cabang baru bisa masuk mendekati arena setelah acara usai karena terjebak macet. Titik-titik parkir yang telah disiapkan panitia tidak lagi mampu menampung luberan kendaraan rombongan yang ingin mengikuti acara Ansor.
Mereka Ansor dan Banser harus rela jalan kaki menuju tempat acara sejauh 5 km, karena kendaraan yang mereka tumpangi harus berhenti di parkiran yang ada, itupun menggunakan bahu kanan kiri jalan.
Ditunjuknya Kabupaten Pekalongan bukan tanpa pertimbangan yang matang, di samping lokasinya cukup strategis dan memadai, dukungan dari Pimpinan Daerah dalam hal ini Bupati H Asif Kholbihi dan Ketua DPRD Kabupaten Pekalonan Hj Hindun mantan Ketua PC Fatayat NU menjadi pelengkap mantabnya Ansor menggelar acara di Kota Santri.
Presiden Jokowi sendiri hadir di Kabupaten Pekalongan terhitung sudah dua kali sejak dirinya menjadi orang nomor satu di Indonesia. Pertama membuka Muktamar ke-12 Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah A-Nahdliyah (JATMAN) tahun 2017 dan kedua memenuhi undangan GP Ansor tahun 2018, keduanya berlangsung di Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, kegiatan Ansor-Banser di Kabupaten Pekalongan berharap menjadi spirit bagi kader-kader Ansor dan Banser, yakni semakin memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak. Artinya, dalam berorganisasi dan berkehidupan di tengah masyarakat, Ansor dan Banser akan selalu berpegang teguh kepada nilai, serta prinsip-prinsip keislaman sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
"Kegiatan di Kabupaten Pekalongan juga menjadi momentum tepat untuk selalu meneladani sisi kepahlawanan Nabi Muhammad dalam memperjuangkan Islam sebagai agama yang memberikan kedamaian," ujar Gus Yaqut, panggilan akrab Ketua Umum GP Ansor.
Dia mengatakan, prinsip dasar menghormati antara satu dengan yang lainnya ini penting karena dengan modal rasa hormat yang tinggi maka berbagai perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat tidak lantas mudah memicu kekacauan. Justru segala kebhinekaan itu menjadi moderasi dan mampu menyatukan anak bangsa. Dengan demikian cita-cita luhur para pendiri bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera bisa tercipta.
"Karena hakikatnya segala perbedaan di Indonesia seperti suku, agama, ras, kulit, dan bahasa adalah anugerah dari Allah SWT yang besar. Bersatu di atas segala perbedaan yang ada juga telah menjadi komitmen kuat bangsa kita," tandas Gus Yaqut.
Gus Yaqut mengajak agar komitmen kebangsaan inilah perlu terus dijaga dan dirawat. Hal ini penting karena tantangan menguatkan komitmen ini semakin besar seiring munculnya beberapa pihak yang akhir-akhir ini berupaya mengganggu kebhinekaan. (Muiz)