Nasional

Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Harus Disegerakan

NU Online  ·  Selasa, 1 Oktober 2019 | 13:15 WIB

Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Harus Disegerakan

Ilustrasi (pinterest)

Jakarta, NU Online
Tahun 2019 menjadi momen empat tahun adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  
 
Seluruh pemimpin dunia berkumpul pada tanggal 17 September hingga 27 September 2019 dalam kegiatan Sidang Umum PBB KE 74 (74th UNGA) di New York.

Sidang Umum ke-74 berisikan agenda dialog membahas capaian. tantangan dan solusi-solusi dalam mencapai tujuan SDGs. Rangkaian acara dalam kegiatan 74th UNGA antara lain: SDG summit, High Level Climate Change, High Level Financing for Development, dan kegiatan pertemuan lainnya.
 
Sebagai pengantar pada 74th UNGA, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gueterres menyampaikan laporan tentang status pelaksanaan SDGs yang berjudul The Future is Now: Science for achieving sustainable development.
 
Laporan tersebut mencatat dan menilai bahwa model pembangunan saat ini tidak sustainable. Dalam dua dekade terakhir ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan semakin memburuk. Pemerintah bersama masyarakat harus bekerja ekstra keras dengan menggunakan ilmu pengetahuan (science) untuk menciptakan solusi dalam pencapaian SDGs.
 
Greta Thunberg (16 tahun) aktifis perubahan iklim dari Swedia turut hadir pada kegiatan 74th UNGA, yaitu Climate Action Summit. Greta memberikan ekspresi kegeraman terkait perubahan iklim melalui pernyataan pidatonya. "This is all wrong. I shouldn't be up here. I should be back in school, on the other side of the ocean." Greta menambahkan, "We will be watching you." 

Kegiatan 74th UNGA turut dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla sebagai wakil Pemerintah Republik Indonesia. Wakil Presiden RI berpidato dalam sidang umum PBB pada Jumat, 27 September 2019 dan menekankan pentingnya kerja sama multilateral dalam menyelesaikan tantangan pembangunan.
 
Wakil Presiden RI juga menyatakan, masyarakat global tidak lagi memiliki keleluasaan pilihan selain meningkatkan ambisi pengendalian perubahan iklim. Dalam menghadapi kenyataan ini, aksi iklim harus konkrit.
 
Selain perwakilan dari Pemerintah Indonesia, perwakilan dari masyarakat sipil Indonesia yang turut hadir pada kegiatan 74th UNGA antara lain INFID dan Migrantcare. INFID turut hadir dalam beberapa kegiatan di 74th UNGA antara lain Climate Action Summit, Lokakarya Goal 16, International Conference on Sustainble Development (ICSD) di Columbia University, dan CSO Forum.
 
Dalam forum ICSD di Columbia University, Direktur INFID Sugeng Bahagijo, sebagai salah satu narasumber, menceritakan pengalaman INFID dalam mengakselerasi implementasi SDGs baik di tingkat nasional dan pemerintah daerah selama empat tahun terakhir.
 
Hal tersebut dikerjakan melalui pendampingan kabupaten/kota dalam penyusunan rencana aksi SDGs, penyusunan panduan teknis untuk memudahkan perencanaan SDGs, serta bekerjasama dengan SDGs Center universitas di berbagai kota.
 
Sugeng Bahagijo menyatakan target-target SDGs sejalan dengan agenda prioritas pemerintah Jokowi periode kedua. Maka percepatan pelaksanaan SDGs perlu mendapatkan perhatian serius dari presiden. Sugeng Bahagijo menambahkan, setelah mengikuti rangkaian kegiatan 74th UNGA, masih banyak pekerjaan rumah dalam pelaksanaan dan pencapaian SDGs selama empat tahun terakhir. Kata kuncinya adalah percepatan.
 
Pemerintah Pusat Indonesia perlu segera menemukan strategi dan cara untuk mempercepat pelaksanaan SDGs di pusat dan daerah. Salah satunya dengan mempercepat kebijakan dan pelaksanaan renewable energy, mempercepat keseteraan gender, antara lain melalui RUU PKS, memperkuat pencegahan kebakaran hutan, serta mengajak 500 kota kabupaten kota untuk melakukan pelaksanaan dan pencapaian SDGs melalui pemberian insentif.
 
Editor: Kendi Setiawan