Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Pembukaan Muktamar di Darussa’adah, Simbol Kembali ke Pesantren

Sen, 1 November 2021 | 14:00 WIB

Pembukaan Muktamar di Darussa’adah, Simbol Kembali ke Pesantren

Rapat Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU. (Foto: NU Online/Junaidi)

Jakarta, NU Online
Pembukaan Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) sudah dipastikan akan berlangsung di Pondok Pesantren Darussa’adah, Mojoagung, Gunungsugih, Kabupaten Lampung Tengah, pada 23 Desember 2021 mendatang.


“Sekarang sedang dibangun (gedung pertemuan) all out siang malam. Jadi mulai hari Jumat, sudah dikerjakan. Insyaallah untuk pembangunan di Darussa’adah tidak mengkhawatirkan,” kata Ketua Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU KH Imam Aziz dalam rapat gabungan, di lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Senin (1/11/2021).


Meski begitu, panitia masih akan melihat kapasitas ruangannya. Jika memungkinkan, panitia akan menghadirkan undangan di acara pembukaan sebanyak 1.000 orang. Tetapi kalau tidak memungkinkan maka akan dibatasi hanya 500 orang saja.


“Tetapi tetap pembukaannya di Pesantren Darussa’adah sebagai simbol kembali ke pesantren. PBNU menetapkan pesantren sebagai tempat pembukaan,” terang Kiai Imam Aziz.


Ia menugaskan kepada panitia seksi persidangan dan akomodasi untuk segera memutuskan tempat sebagai lokasi persidangan komisi-komisi dan acara penutupan pada 25 Desember 2021.


“Kami harapkan dari panitia seksi persidangan dan akomodasi bekerja sama untuk melihat kemungkinan-kemungkinan, kalau fasilitas persidangan itu di mana saja sampai penutupannya,” ujar Ketua PBNU itu.


Menurutnya, UIN Raden Intan sangat layak untuk dijadikan sebagai lokasi acara penutupan jika Pesantren Darussa’adah tidak memungkinkan. Namun ia mengingatkan bahwa di antara acara pembukaan dan penutupan itu, terdapat agenda yang sangat krusial, sehingga harus dipersiapkan lokasinya.


“Pertama, tempat untuk persidangan ahlul halli wal aqdi (AHWA) itu di mana nanti? Kedua, tempat pemilihan. Karena kelihatannya masih dilakukan pemilihan secara voting, maka harus kita pastikan tempat pemungutan suara yang aman, tertib, dan terkendali,” katanya.


“Ini tugas dari seksi akomodasi dan seksi persidangan. Saya harapkan, kalau waktunya memungkinkan, seksi-seksi akomodasi, dan persidangan bisa menentukan masing-masing venue (lokasi) itu tadi,” pungkas Kiai Imam Aziz.


Mengenal Pesantren Darussa’adah

Pesantren Darussa’adah berdiri di atas tanah seluas 4.000 meter persegi dan memiliki 750 santri dengan ratusan tenaga pendidik. Pesantren ini didirikan pada 22 Rajab 1406 atau 2 April 1986 oleh KH Muhsin Abdullah yang kini menjabat Rais Syuriyah PWNU Lampung.


Keberadaan Pesantren Darussa’adah saat ini tidak lepas dari dinamika perjalanan hidup KH Muhsin Abdillah yang terlahir dari pasangan H Misran dan Hj Safurah di Banyu Urip, Binangun, Blitar, Jawa Timur pada 23 September 1951. Pada 1960-an, orang tua Kiai Muhsin berpindah ke Lampung, tepatnya di Desa Sadar Sriwijaya Kabupaten Lampung Timur.


Sebagai upaya persiapan, pada Ahad (31/10/2021) lalu, Pesantren Darussa’adah tengah memulai pembangunan Aula Muktamar Ke-34 NU di atas tanah seluas 15 ribu meter persegi. Aula ini akan digunakan sebagai acara pembukaan muktamar.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin