Jakarta, NU Online
Menjelang pemungutan suara pemilihan umum pada 17 April 2019, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan sejumlah imbauan. Di antara poin imbauan tersebut ialah, PBNU mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih dengan nalar dan naluri.
Untuk menggunakan hak pilih dengan nalar dan naluri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menerangkan bahwa ukuran subjek yang dipilih, baik calon presiden dan wakil presiden serta calon legislatif ialah shiddiq (jujur), tablīgh (menyampaikan pesan positif, pesan kebaikan, pesan menggembirakan), amânah (amanah), dan fathânah (cerdas).
“Gunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk memilih calon presiden dan wakil presiden serta calon-calon wakil rakyat (DPD/DPR/DPRD) yang memenuhi kriteria profetik shiddiq, tablīgh, amânah, dan fathânah,” ujar Kiai Said, Senin (15/4) dalam konferensi pers menjelang pemilu 2019 di Kantor PBNU Jakarta Pusat.
Kiai Said mengajak peran serta seluruh warga negara menyukseskan penyelenggaraan pemilu yang bersih, jujur dan adil dengan menggunakan hak pilihnya dalam mekanisme demokrasi lima tahunan.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menegaskan bahwa pemilu yang jurdil adalah wasīlah (perantara) untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional.
“Karena itu, kepada seluruh warga negara yang telah memenuhi syarat, Nahdlatul Ulama mengimbau agar tidak golput,” ucap Kiai Said. (Fathoni)