Nasional RAKERNAS GUSDURIAN 2023

Pemilu 2024, Nyai Sinta Nuriyah Ingatkan Pilih Pemimpin Harus Berdasarkan Prinsip Demokratis

Sen, 27 November 2023 | 11:30 WIB

Pemilu 2024, Nyai Sinta Nuriyah Ingatkan Pilih Pemimpin Harus Berdasarkan Prinsip Demokratis

Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam Festival 4 Peace yang menjadi salah satu rangkaian dari agenda Rakernas Jaringan Gusdurian di Wisma Hijau Depok, Jawa Barat, Ahad (26/11/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Depok, NU Online

Menjelang perhelatan pemilihan umum (pemilu) 2024, Istri Presiden Ke-4 RI Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengingatkan untuk memilih pemimpin harus berdasarkan prinsip demokratis. Selain itu, ada prinsi-prinsip amanah, keadilan, kejujuran, dan kemampuan untuk mengayomi seluruh rakyat Indonesia.


“Saya cuman berpesan kita akan memilih pemimpin bangsa dan negara ini. Jadi kita harus memilih yang amanah, yang adil, jujur, dan bisa mengayomi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya dalam Festival 4 Peace yang menjadi rangkaian dari agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Gusdurian di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, Ahad (26/11/2023).


Menurut Nyai Sinta, kunci terpenting dari proses pemilihan adalah memastikan bahwa calon pemimpin memiliki sifat-sifat demokratis yang ditekankan oleh almarhum Gus Dur.


“Demokratis itu sudah ditelurkan oleh Gus Dur, dan isinya adalah keadilan, kejujuran, persamaan, dan kesetaraan, kemanusiaan, semuanya itu harus dipegangi, dan dilakukan sebaik-baiknya,” jelasnya.


Ia menegaskan bahwa melalui penerapan nilai-nilai demokratis inilah sebuah kepemimpinan dapat menjadi instrumen untuk menjaga kesejahteraan dan persatuan seluruh rakyat Indonesia.


"Untuk itu apa yang semuanya dilakukan itu harus dibekali, artinya bahwa kita harus bisa terlaksana itu semua kalau kita berpegang pada sifat demokratis," paparnya.


Prinsip Dasar Demokrasi 

Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menjelaskan bahwa prinsip dasar demokrasi adalah mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah yang menguntungkan rakyat.


“Prinsip demokrasi adalah memastikan bahwa pemimpin yang akan kita pilih, baik untuk memimpin penyelenggaraan negara, maupun untuk penyusunan regulasi-regulasi melalui parlemen, itu adalah orang-orang yang bisa mewakili aspirasi kita. Itu intinya demokrasi, supaya suara kita bisa ikut membentuk Indonesia,” ujarnya.


Menurutnya, suara setiap individu tidak boleh terpinggirkan dan menjadi esensi demokrasi yang harus dijaga. Selain itu pada kenyataan bahwa prosedur demokrasi di Indonesia, meski sudah sangat lengkap, belum sepenuhnya sejalan dengan pemahaman masyarakat


“Sayangnya prosedur demokrasi di Indonesia yang sangat lengkap ini belum sepenuhnya selaras dengan pemahaman masyarakat tentang demokrasi itu sendiri. Banyak orang tidak paham,” terang salah seorang Ketua PBNU ini.


Lebih lanjut Alissa mengungkapkan realitas di lapangan bahwa terdapat kebingungan di antara masyarakat terkait pemilihan calon pemimpin. Sebab pemilu seringkali berubah menjadi ajang popularitas. 


“Maka dari itu, Indonesia sebagai negara yang tumbuh dari keberagaman, penting bagi setiap individu untuk memilih pemimpin yang tepat agar suara setiap lapisan masyarakat tidak terpinggirkan,” tegas putri sulung Gus Dur ini.