Nasional

Pendekar Pencak Silat: Kalimat Tauhid Jangan Digunakan Alat Perpecahan

Sel, 23 Oktober 2018 | 13:27 WIB

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Pagar Nusa atau perkumpulan pendekar Nahdlatul Ulama menyatakan bahwa kalimat tauhid seharusnya menjadi alat pemersatu bangsa, bukan sebaliknya menjadi pemecah belah.

"Kalimat tauhid tidak sepatutnya digunakan jadi alat pemecah belah bangsa. Salah satu kalimat thayyibah tersebut justru seharusnya jadi alat pemersatu. Karena selain sebaik-baik dzikir, kalimat tauhid secara subtansi juga berisi pengakuan kita bersama atas keesaan Allah," kata M Nabil Haroen kepada NU Online, Selasa (23/10).

Menurut pria yang karib disapa Gus Nabil ini, anggota Banser bukan membakar kalimat tauhid, melainkan atribut atau bendera Hizbut Tahrir Indonesia. Sebab, Banser seperti Pagar Nusa yang telah diajari untuk memisahkan sesuatu yang hak dan batil dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Bendera HTI adalah bathil, sedangkan kalimat tauhid adalah haq. Penghormatan terhadap yang haq tidak pernah berkurang sedikit pun, tetapi penindakan kepada yang batil (bendera HTI) adalah bagian pelaksanaan cinta tanah air dan bangsa," jelas Gus Nabil.

Sementara HTI, sambung Gus Nabil, merupakan organisasi yang telah dilarang pemerintah karena mempunyai agenda politik yang bertentangan dengan konstitusi Indonesia.

"Oleh karena itu kami berharap, polemik soal ini segera dihentikan. Sebab, sekali lagi perlu kami tegaskan, kalimat tauhid tidak sepatutnya digunakan untuk memecah-belah bangsa," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, video pembakaran atribut atau bendera HTI yang kebetulan memuat kalimat tauhid oleh anggota Banser di Limbangan, Garut, Jawa Barat, Senin (22/10) menjadi viral. (Husni Sahal)