Pengeluaran Impulsif di Bulan Puasa, Begini Penjelasan Ekonom NU
Rab, 6 April 2022 | 14:40 WIB
Syifa Arrahmah
Kontributor
Jakarta,Ā NU Online
Banyak orang merasa heran, soal pengeluaran impulsif di bulan puasa. Padahal kegiatan puasa membuat pengeluaran sehari-hari harusnya menurun; tidak ada uang sarapan, uang makan siang, dan lain sebagainya.
Lalu, mengapa pengeluaran di bulan Ramadhan justru bertambah? Simak penjelasannya.
Ekonom NU Jaenal Efendi menjelaskan bahwa bertambahnya pengeluaran pada Ramadhan menggambarkan antusiasme masyarakat berlomba-lomba dalam kebaikan; berbagi takjil, sahur, dan sedekah-sedekah lainnya, dan ini tentu membawa pada kebersamaan rasa di masyarakat.
Baca Juga
10 Amalan Sunnah dalam Berpuasa
āIni semua berhubungan dengan hukum maslahah yang memunculkan kebahagiaan tersendiri bagi pelakunya. Mereka meyakini tidak ada penurunan berkah di Ramadhan ini hingga termotivasi untuk terus ber-fastabiqul khairat,ā jelas Jaenal kepada NU Online, Rabu (6/4/2022).
Dikatakannya, frekuensi konsumsi yang meningkat tidak terlepas dari preferensi maslahah masyarakat, sehingga di bulan puasa dapat dimanfaatkan sebagai momentum pemicu paling positif dalam mendorong aktivitas ekonomi. Momen ini juga punya andil penting mendorong pertumbuhan ekonomi.
āNah, betapapun kecilnya preferensi maslahah akan memperpanjang horizon kecenderungan hati masyarakat sebagai konsumen yang juga menguntungkan para produsen. Ini yang perlu mendapat perhatian,ā kata Ketua Lembaga Perekonomian PBNU (2020-2021) itu.
Betapapun meningkatnya pengeluaran di bulan Ramadhan, menurutnya, semata-mata mencari keberkahan dari puasa itu sendiri. Setiap ibadah dalam agama Islam selalu mengandung dimensi ketuhanan dan kemanusiaan.
āYang merasakan adanya keberkahan tentu akan selalu mempertimbangkan total maslahah. Kalau di ekonomi mikro syariāah itu ada kurva, semakin tinggi kegiatan yang dilakukan akan semakin tinggi juga tingkat maslahahnya,ā terang dia.
Kendati demikian, Jaenal juga merekomendasikan beberapa cara untuk berhemat dan tetap menikmati ramadhan.
Pertama, menerapkan sikap sederhana karena Ramadhan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar kemanusiaan dan kesederhanaan.Ā
Kedua, mempunyai rencana anggaran. Ketiga, selalu praktikkan rumus berhemat, menghindari membeli barang yang tidak dibutuhkan yang bersifat konsumtif.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Gus Yahya Tunjuk Erick Thohir Jadi Ketua Lakpesdam PBNU
2
Seleksi Petugas Haji 2024 Dibuka Mulai 5 Desember 2023, Unduh Syarat dan Ketentuannya di Sini
3
Gus Yahya Ungkap Kebiasaan Menghitung Secara Statistik Jadi Penyebab Dehumanisasi
4
Guru Besar Filsafat: Agama di Masa Depan akan Tetap Berfungsi Merawat KehidupanĀ
5
Pidato Lengkap Gus Yahya di Muktamar Pemikiran NU
6
Gusdurian Dicatut Dukung Capres-Cawapres, Langkah Hukum Akan Diambil
Terkini
Lihat Semua