Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Penginapan Peserta Muktamar Disiapkan di Kota Bandar Lampung

Sen, 1 November 2021 | 13:30 WIB

Penginapan Peserta Muktamar Disiapkan di Kota Bandar Lampung

Tugu Selamat Datang Kota Bandarlampung. (Foto: bandarlampungkota.go.id)

Jakarta, NU Online
Panitia Nasional Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) telah melakukan kunjungan ke Provinsi Lampung, pada akhir pekan lalu untuk memastikan berbagai kesiapan yang dibutuhkan. Salah satu poin penting yang dibahas dengan panitia lokal di Lampung adalah soal penginapan untuk para peserta muktamar.


Sekretaris Organizing Committee Muktamar Ke-34 NU dr H Syahrizal Syarif mengatakan bahwa panitia lokal di Lampung menganjurkan agar penginapan bagi peserta muktamar sepenuhnya dilakukan di Kota Bandar Lampung.  


“Penginapan untuk di Bandar Lampung, siap,” kata Syahrizal dalam rapat persiapan muktamar, di lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Senin (1/11/2021).


Beberapa tempat yang disiapkan untuk penginapan di Bandar Lampung di antaranya adalah UIN Raden Intan dan Universitas Malahayati. Selain itu, Syahrizal menjelaskan bahwa terdapat beberapa fasilitas yang juga bisa dipakai untuk penginapan.


“Ada Universitas Lampung (Unila) dan Islamic Center. Jadi panitia lokal sudah menyatakan siap menyediakan penginapan untuk seluruh peserta muktamar jika sepenuhnya dilakukan di Bandar Lampung. Mereka siap,” ujarnya.


Jumlah kepesertaan
Mengenai jumlah peserta yang akan menghadiri agenda muktamar, dari setiap cabang dan wilayah se-Indonesia, Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengusulkan formula baru. Menurutnya, kepesertaan itu terdiri dari satu unsur syuriyah dan satu unsur tanfidziyah.


“Sehingga keterwakilannya dibatasi oleh dua orang saja setiap cabang maupun wilayah. Semakin sedikit orang, semakin merampingkan kepesertaan, tentu itu sesuatu yang sangat dianjurkan dalam situasi pandemi,” kata Helmy saat menghadiri rapat secara virtual.


Pada situasi normal, lanjutnya, kepesertaan itu terwakili oleh tujuh orang. Ketujuh orang itu terdiri dari tiga unsur syuriyah, tiga unsur tanfidziyah, dan satu dari unsur kiai kultural atau pengasuh pondok pesantren.


“Saya mengusulkan agar unsur kepesertaan itu 2+1, yaitu satu unsur syuriyah, satu unsur tanfdziyah dan satu unsur kiai kultural atau nonstruktur,” kata Helmy.


Helmy menjelaskan, pelibatan kiai kultural itu agar pada forum-forum bahtsul masail dapat melahirkan berbagai produk yang diharapkan semua pihak. Tidak hanya oleh keluarga besar NU yang berada pada struktur organisasi tetapi juga unsur NU yang bertugas di luar struktur.


“Maka (kiai kultural) ini diperlukan untuk proses pengayaan ide dan gagasan. Kita berharap, mudah-mudahan seluruh niat baik kita akan menjadi keberkahan kita semua. Muktmar berjalan sukses, lancar, dan damai, sesuai harapan kita semua,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin