Nasional

Penjual Siomay Ini Daftar Haji Pakai Koin Hasil Tabungan

Rab, 11 Mei 2022 | 12:00 WIB

Penjual Siomay Ini Daftar Haji Pakai Koin Hasil Tabungan

Tampak pendaftar haji dan petugas tengah menghitung uang receh untuk pendaftaran haji penjual siomay dan keluarganya.

Aceh Timur, NU Online

Bisa pergi ke tanah suci Makkah untuk bisa beribadah haji adalah impian setiap muslim. Berbagai upaya dilakukan umat Islam untuk bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima ini. Ada yang memang sudah memiliki uang, dan banyak juga yang harus menabung sedikit demi sedikit. 


Tekad kuat untuk bisa berhaji patut dicontoh dari penjual siomay di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Adalah Nurkhalis bersama istrinya, Siti Maftuhah dan anak semata wayangnya Tgk Ali Mamuti yang mencuri perhatian saat mendatangi Kantor Kementerian Agama setempat untuk mendaftarkan diri berhaji pada Selasa (10/5/2022). 


Mereka datang dengan membawa banyak sekali uang logam receh serta uang kertas pecahan seribuan dan dua ribuan untuk mendaftar haji. Sontak, kehadirannya di Kawasan Idi Rayek menjadi perhatian banyak orang. 


Nurkhalis dan keluarganya tinggal di Kampung Akoja Kecamatan Alue Ie Mirah. Lokasi kawasan ini relatif jauh dari ibu kota Aceh Timur. 


Nurkhalis mengatakan bahwa dirinya sudah 'nyelengi' uang untuk berhaji sejak 24 Agustus 2020, setelah mendaftarkan haji untuk istrinya. Uang receh itu dikumpulkan dari hasil penjualan siomay, rata-rata pecahan Rp1.000. 


Setelah menyelesaikan proses administrasi, Siti Maftuhah menyerahkan uang kepada petugas Bank Penerima Setoran (BPS). Bersamaan itu, diterbitkan Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). 


Kasi PHU Kemenag Aceh Timur Muzakir mengapresiasi inisiatif Nurkhalis dan istrinya. Ia berharap semangat Nurkhalis dan Maftuhah untuk menabung dan mendaftar haji bisa menjadi inspirasi bagi warga lainnya, terutama generasi muda. 


"Ini merupakan sejarah yang tak terlupakan dari keluarga Bapak Nurkhalis dan Ibu Maftuhah, ada calon jamaah Embarkasi Haji Aceh (BTJ) yang mendaftar haji menggunakan uang receh," katanya dikutip dari laman Kemenag. 


"Meski harus menunggu antrean 32 tahun di Aceh, Muzakir, mengharapkan agar Bapak Nurkhalis dan istri diberikan kesehatan sehingga dapat menunaikan ibadah haji nantinya," harapnya. 


Antrean Haji 

Seperti diketahui, akibat pandemi Covid-19, pelaksanaan ibadah haji untuk negara di luar Arab Saudi, khususnya di Indonesia harus tertunda selama 2 tahun. Kondisi ini pun berdampak pada semakin panjangnya antrean umat Islam yang sudah mendaftar haji di Indonesia. 


Berdasarkan data dari Kementerian Agama di tahun 2021, antrean tercepat keberangkatan calon jamaah haji di Indonesia adalah Kabupaten Maybrat, Papua Barat pada tahun 2029. Sementara ada daerah yang periode antriannya sampai dengan tahun 2065 dan menjadi yang paling lama antrian menunggunya yakni Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
 

Berikut 5 daerah dengan antrian haji paling lama: 


Kab. Bantaeng. Kuota Jamaah:182. Tahun Berangkat: 2065. Jumlah Pendaftar: 8131.

Kab. Sidrap. Kuota Jamaah: 250. Tahun Berangkat: 2064. Jumlah Pendaftar:10752.

Kab. Pinrang. Kuota Jamaah: 355. Tahun Berangkat: 2062. Jumlah Pendaftar:14740.

Kab. Wajo. Kuota Jamaah: 401. Tahun Berangkat: 2060. Jumlah Pendaftar:15886.

Kota Pare-Pare. Kuota Jamaah:120. Tahun Berangkat: 2059. Jumlah Pendaftar: 4680. 


Berikut 5 daerah dengan antrian haji paling cepat: 

Kab. Maluku Tenggara Barat. Kuota Jamaah:10. Tahun Berangkat: 2032. Jumlah Pendaftar: 113. 

Kab. Buru Selatan. Kuota Jamaah: 45. Tahun Berangkat: 2032. Jumlah Pendaftar: 509.

Kab. Maluku Barat Daya. Kuota Jamaah: 4. Tahun Berangkat: 2032. Jumlah Pendaftar: 48.

Kab. Mahakam Ulu. Kuota Jamaah: 6. Tahun Berangkat: 2030. Jumlah Pendaftar: 60.

Kab. Maybrat. Kuota Jamaah: 2. Tahun Berangkat: 2029. Jumlah Pendaftar:17 


Untuk data selengkapnya bisa dilihat di tautan ini.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syakir NF