Nasional

Peran Media Sangat Sentral dalam Penyebaran Moderasi Beragama

Rab, 31 Mei 2023 | 23:00 WIB

Peran Media Sangat Sentral dalam Penyebaran Moderasi Beragama

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin (tengah) berpose bersama para jurnalis sejumlah media di sela diskusi terbatas tentang Peta Moderasi Beragama di Kelompok Media di Jakarta pada Selasa, (30/5/2023). (Foto: Dok. Bimas Islam)

Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag), Prof Kamaruddin Amin, mengatakan bahwa peran media sangat sentral dan fundamental dalam penyebaran paham moderasi beragama. Oleh karena itu, kehadiran media harus dirangkul.

 

Hal tersebut dikatakan Kamaruddin saat memberi arahan pada diskusi terbatas bersama para wartawan bertajuk Peta Moderasi Beragama di Kelompok Media yang digelar di Jakarta pada Selasa (30/5/2023).

 

Dirjen Bimas Islam mengatakan bahwa moderasi beragama merupakan program pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang mana Kemenag merupakan leading sector-nya. Moderasi beragama juga masuk dalam RPJMN 2024.

 

“Mengapa moderasi beragama punya peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pemahaman, perilaku, dan sikap beragama yang moderat yang bisa merespons realitas sosial Indonesia yang sangat plural. Ini harus dipahami bersama,” terangnya di hadapan para jurnalis.

 

“Nah, media sebagai instrumennya juga punya peran yang sangat sentral dalam penyebarannya. Karenanya, kita harus respons secara positif,” kata Kamaruddin Amin.

 

Ia menjelaskan bahwa mengisi ruang-ruang digital dengan konten keagamaan moderat sangat diperlukan. Karena generasi milenial telah menghabiskan waktunya lebih banyak di ruang digital. Sumber pengetahuan dan rujukan paham keagamaannya otomatis ada di sana.

 

“Mereka belajar nilai di ruang itu, mereka belajar budaya di ruang itu. Itulah sebabnya, kita tidak boleh terpinggirkan. Kita harus terlibat secara aktif masuk di ruang digital dan media sosial,” terang pria asal Makassar Sulsel ini.

 

“Kita bersaing untuk mengisi spiritualitas umat, khususnya generasi milenial. Siapa yang paling sering hadir dan aktif, ia akan menjadi rujukan utama bagi generasi milenial. Sebab, mereka sangat gandrung terhadap konten keagamaan yang viral di media sosial,” tandasnya.

 

Saling menghargai
Guru Besar UIN Makassar ini berpesan agar para pelaku media terus mendengungkan moderasi beragama di medsos, agar kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia nyata bisa stabil. Dunia maya sudah sangat berpengaruh ke dunia nyata. Kita sulit menemukan batas wilayah antara maya dan nyata.

 

“Oleh karena itu, kita hanya perlu mengupayakan untuk tetap menyebarkan paham moderasi beragama di media sosial agar kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia nyata bisa berjalan stabil,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa moderasi beragama di satu sisi meyakini seyakin-yakinnya bahwa agamanya sendiri merupakan agama paling benar. Di sisi lain, kita menghargai umat agama lainnya dalam meyakini agama mereka.

 

“Intinya adalah saling menghargai antarumat beragama,” tandas Kamaruddin Amin.

 

Ditjen Bimas Islam Kemenag melalui Direktorat Penerangan Agama Islam (Dit Penais) menggelar kopi darat untuk para jurnalis media ini bertujuan untuk mengupayakan agar pemahaman terkait moderasi beragama lebih diperkuat lagi.

 

“Target dari kegiatan ini adalah menghasilkan konten-konten keagamaan yang dapat terdistribusi kepada masyarakat dengan baik,” pungkasnya.

 

Hadir mendampingi Dirjen Bimas Islam, Direktur Penais Ahmad Zayadi dan Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam (SBSKI) Dit Penais Ahmad Mu’ti Shofieq.

 

Kegiatan yang dihadiri sejumlah aktivis media dan jurnalis ini dijadwalkan selama tiga hari, Senin-Rabu, 29-31 Mei 2023. Acara digelar di 101 Urban Jakarta Thamrin JI Taman Kebon Sirih 1 Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

 

Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Aiz Luthfi