Nasional

Pergunu: di Samping Mengajar, Guru Juga Harus Tetap Belajar

NU Online  ·  Ahad, 25 November 2018 | 14:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Aris Adi Laksono mengajak para guru untuk mampu merespon perkembangan zaman. Dalam metodologi pengajaran misalnya, guru menerapkan metode pengajaran lama yang masih baik, pada saat yang sama mengambil metode baru yang lebih. Keduanya kemudian dipadukan. 

Karena itu, guru dituntut untuk kreatif dengan cara tidak berhenti belajar di samping mengajar. Di situlah konsep belajar sepanjang hayat.  

“Kompleksitas kehidupan menuntut adanya perubahan. Era milenial, era disruptif, dan tuntutan kompetensi abad 21, guru perlu menghadirkan metodologi yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan,” katanya ketika diminta pernyataan terkait Hari Guru Nasional, Ahad, (25/11). 

Menurut Aris, guru adalah profesi yang mulia, pahlawan bagi anak didiknya. Dia cahaya dalam kegelapan, tanpa pamrih, penjaga masa depan Indonesia.

“Menjadi guru, bukan status biasa. Guru agama Islam misalnya, adalah penerus ajaran Allah, ajaran kenabian, dan salafunas shalih, maka status itu harus dijaga kemurniannya, dengan kinerja setulus hati, setulus jiwa dan raga,” katanya ketika.

Lebih lanjut ia mengatakan, guru harus mampu menjadi teladan yang terus menginspirasi, menghadirkan pembelajaran berbasis karakter dan high order thinking skill, tentu dengan sentuhan media Information and Communication Technologies (ICT).

“Guru memiliki peran yang strategis, karena panutan bagi anak didiknya. Maka penting guru memiliki pemahaman, keyakinan, dan penghayatan yang kuat tentang nasionalisme dan nilai kebangsaan lainnya. Selain itu juga mampu menghadirkan wajah Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkasnya. (Rifqi/Abdullah Alawi)