Nasional

Perjalanan Zainal Lolos Konferensi di Belanda hingga Susun Mushaf Nusantara

Sen, 28 Juni 2021 | 12:00 WIB

Perjalanan Zainal Lolos Konferensi di Belanda hingga Susun Mushaf Nusantara

Zainal Abidin dan karyanya 'Mushaf Nusantara' (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Saat ini tak banyak anak muda meneliti serta menuliskan manuskrip nusantara sebagai guratan jalan hidupnya. Tapi untuk Zainal Abidin (23), Nahdliyin muda asal Pati, Jawa Tengah menekuni dunia permushafan menjadi keberkahan hingga berhasil mengantarkan dirinya menuju Negeri Kincir Angin.


Berkat menekuni manuskrip ia diterima menjadi presentator International Conference oleh PCINU Belanda di Radboud University Juni 2019 dengan menuliskan karya Kiai Sanusi dari tanah Pasundan. 


Pada Sabtu (26/6) kemarin ia berhasil meluncurkan karya pertamanyaMushaf Al-Qur’an Jejak, Ragam, dan Para penjaganya. Buku tersebut merupakan hasil penelitian panjang selama ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Perguruan Tinggi Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


Zainal merupakan anak muda yang dianugerahi bakat alam sebagai penulis seni kaligrafi. Ia mengaku sebelum menekuni dunia manuskrip banyak bergelut dengan dunia seni kaligrafi. Hasil tangan emasnya itu telah memenangkan berbagai kompetisi kaligrafi di tingkat provinsi. Bahkan, dunia kaligrafi telah memberikan pandangan berbeda terkait naskah manuskrip yang kini menjadi minatnya. 

 

Perjalanan Zainal mulai menjajaki dunia manuskrip dan tulis menulis saat bergabung di kajian Islam Nusantara Center Ciputat, Tangerang Selatan pada 2017. Mulanya ia tertarik dengan kajian manuskrip yang disampaikan sang guru, Ginanjar Sya’ban terkait manuskrip dan khazanah pesantren dan Gus Zainul Milal Bizawie dan pada 2018 ia belajar dunia menulis kepada sang guru almarhum Ahmad Khoirul Anam, Dosen Unusia Jakarta. 


Ketertarikanya dalam khazanah Al-Qur’an diperdalam lagi setelah ia melakukan kunjungan di museum Bayt Al-Qur’an Jakarta, dari sana ia menemukan sejumlah mushaf pusaka  kenegaraan pertama yang diinisiasi oleh Bung Karno. 


Lingkungan mendukung apa yang dia sedang tekuni dan alampun mengamini. Di Islamic Nusantara Center ia mendapat ilmu baru tentang khazanah pernaskahan dan jurusan studi di mana ia belajar mengadakan seminar suntikan naskah kuno dari situ ia menemukan ide untuk bahan penelitian studi akhirnya, 2020 lalu.


Prestasi dalam dunia pernaskahan
Santri asal Pesantren AssyalafiyahKajen, Margoyoso,Pati ini memiliki prestasi dalam dunia pernaskahan. Terhitung ia pernah memenangkan juara harapan 3 khat Naskh tingkat Nasional  di madrasatul Khat Jombang 2018 dan Peraih Student Achievment sebagai penulis Replika Naskah manuskrip Ilmu Tauhid A.129 Perpustakaan Nasional RI (2020).


Ia juga menjadi mahasiswa beprestasi di bidang non akademik dan mendapat beasiswa dari tangan emasnya sebagai pelukis kaligrafi dan sejumlah naskah keislaman. 


Sejumlah karyanya juga telah diarsipkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tercatat ia pernah menulis replika Naskah Manuskrip Bustanus Salatin, naskah manuskrip replika Serat Jaka Semangun BR.41 dan replika Naskah manuskrip Ilmu Tauhid A.129 Perpustakaan Nasional RI 2019.

 

Berkat doa Ibu dan wasilah Mbah Mutamakkin 

Saat ditanya perihal kendala dalam melakukan penelitian Zainal mengungkapkan dirinya tak mengalami kesulitan apapun. Hal itu karena berkat doa sang Ibu yang kerap mengijazahkan membaca shalawat dan doa untuk Mbah Mutamakin.
 

 

Zainal mengaku keberhasilan yang ia peroleh tak terlepas dari didikan orang tua dan guru-gurunya di Pesantren. Dia terlahir dari seorang ibu yang juga aktif menjadi penggerak Muslimat NU di desanya. 


Saat ini Zainal sedang melakukan penelitian mandiri khazanah nusantara sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan S2 dan telah merintis usaha menjual sarung batik khas Pati bersama rekannya.

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan