Nasional

Perkuat Penanggulangan Tuberkulosis, LK PBNU Adakan Gelar Wicara

NU Online  ·  Kamis, 21 Maret 2019 | 13:30 WIB

Perkuat Penanggulangan Tuberkulosis, LK PBNU Adakan Gelar Wicara

Gelar Wicara LK PBNU

Jakarta, NU Online
Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) menyelenggarakan Gelar Wicara tentang Tuberkulosis dengan tajuk Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai dari Saya-Nahdliyin di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian memperingati Hari TBC sedunia yang jatuh pada 24 Maret.

Sekretaris LK PBNU Citra Fitri Agustina menyatakan, Indonesia menempati posisi ketiga di dunia setelah India dan China. Menurutnya, seseorang yang mengidap tuberkulosis dapat disebabkan banyak hal, seperti penularan dari keluarga yang terkena TB, luputnya vaksinasi saat kecil, dan kepadatan penduduk.

Selama ini menurutnya NU telah berupaya aktif menanggulangi tuberkulosis di 61 kabupaten dan kota yang ada di 10 provinsi. Namun, sambungnya, bukan hanya NU saja, semua elemen perlu berkomitmen agar Indonesia bebas dari TB.

“Oleh karena itu perlu diadakan komitmen bersama antara pemerintah, Nahdlatul Ulama dan organisasi penggiat penanggulangan TB dan semua masyarakat supaya Indonesia bebas dari TB,” ucapnya.

Sementara Ketua LK PBNU Hisyam Said Budairi mengungkapkan bahwa penyakit TB telah menjadi perhatian masyarakat dunia, sehingga TB dibawa pada sidang umum PBB yang dihadiri pemimpin-pemimpin dunia.

Menurutnya, sidang umum PBB menghasilkan kesepakatan di antara negara-negara yang warganya banyak mengidap TB agar pada 2030 terbebas dari penyakit itu.

“2030 kalau dihitung dari sekarang 11 tahun lagi. Misi ini kalau di filmkan itu impossible, tapi kala kerja sama, banyak pihak menjadi possible,” ucapnya.

Ia mengatakan, pertemuan kali ini untuk menguatkan kembali tekad dan komitmen bersama dalam menanggulangi TB.

"Saatnya Indonesia bebas dari TB, mulai dari saya,” ucapnya.

Pada kegiatan ini juga diadakan penyataan komitmen bersama penanggulangan TB dari lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat, hingga media. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)