Nasional

Pesan Kiai Said ke Sarbumusi: Kedepankan Profesionalitas Kerja Buruh

Sab, 26 September 2020 | 06:00 WIB

Pesan Kiai Said ke Sarbumusi: Kedepankan Profesionalitas Kerja Buruh

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj berpidato pada satu kegiatan di tahun 2019. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mendorong agar para buruh yang ada di Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) NU, selalu mengedepankan profesionalitas kerja dalam bekerja.

 

Sebab, semua yang dikerjakan di dunia akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hari akhir. Lalu Kiai Said mengutip Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 36. Firman Allah tersebut mesti dijadikan dasar dan landasan bagi seluruh anggota Sarbumusi dalam bekerja.

 

"Artinya janganlah kamu ikut campur di dalam wilayah yang tidak kamu pahami. Al-Quran berpesan agar kita bisa menjadi pekerja yang profesional," jelas Ketum PBNU kelahiran Cirebon ini, dalam Gebyar Harlah Konfederasi Sarbumusi ke-65, pada Jumat (25/9) malam.

 

Ia menilai, di dalam usia yang sudah 65 tahun, Ssarbumusi telah membangun dan memajukan, serta meningkatkan eksistensi dan kualitas konfederasi. Hal ini menjadikan Sarbumusi selalu konsisten dalam membela hak-hak pekerja dan memberikan kesejahteraan kepada anggota. 

 

Selain itu, Kiai Said berpesan kepada Sarbumusi dengan mengutip Sabda Nabi Muhammad. Kata Nabi, "Innallaha yuhibbu idzaa ‘amila ahadukum ‘amalan an-yutqinahu."

 

"Allah mencintai hamba-Nya yang saat bekerja, dilakukannya dengan baik," Kiai Said menjelaskan.

 

Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini juga menegaskan bahwa sebenarnnya para buruh sangat mulia pekerjaannya di mata Allah. Bahkan, dikatakan Kiai Said, kemajuan bangsa tergantung pada tingkat produktivitas para buruh.

 

"Jika buruh baik dan produktif dalam bekerja, rajin dan disiplin, maka bangsa akan maju. Berdasarkan kajian-kajian agama Islam ya seperti itu," tutur Profesor Ilmu Tasawuf ini.

 

Prinsip Sarbumusi NU

Kiai Said juga mengajak kepada anggota di Sarbumusi, agar menjadikan konfederasi ini sebagai rumah bagi seluruh pekerja di Indonesia. Ia ingin semua buruh di Indonesia bergabung di dalam wadah Sarbumusi.

 

"Di Sarbumusi ini ada prinsip mendasar. Pertama, religius dan taat beragama. Kedua, nasionalis dan berkomitmen kepada empat pilar, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945," ungkapnya.

 

Sementara pemahaman Islam yang ada di Sarbumusi sudah tentu adalah pemahaman Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Sebuah konsep atau prinsip Islam yang ramah, toleran, dan moderat. 

 

"Islamnya Sarbumusi adalah Islam anti-kekerasan apalagi sampai teror. Islam yang tidak ekstrem dan radikal, apalagi sampai menghalalkan segala cara seperti mengkafirkan orang lain. Itu jauh dari ajaran NU," tegas Kiai Said.

 

Ia juga berpesan kepada seluruh buruh di Sarbumusi agar memiliki dan menjaga akhlakul karimah, serta senantiasa menjaga pemahaman Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah di perusahaan-perusahaan tempat bekerja. 

 

"Semua pengurus Sarbumusi harus berakhlak baik. Islamnya yang damai dan toleran. Jaga keutuhan dan kesatuan NKRI kita. Jangan mudah terprovokasi atau terpengaruh dengan kepribadian transnasional yang tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia," jelasnya.

 

Di samping itu, Kiai Said menekankan bahwa Sarbumusi harus tetap berupaya menjaga keberlangsungan usaha. Kemudian di dalam keberlangsungan itu dibutuhkan kesadaran dan ketabahan, sehingga tidak mudah melakukan protes yang tidak ada artinya.

 

"Boleh menyuarakan usul atau kritik terhadap manajemen perusahaan kalau memang jelas-jelas merugikan para buruh. Tapi kalau masih dalam persoalan sepele, bisa dibicarakan melalui dialog terbuka agar bagaimana caranya dapat saling menguntungkan," katanya.

 

Kiai Said mengingatkan, Sarbumusi didirikan oleh Kiai Masykur dan Kiai Thahir. "Semoga beliau diberikan tempat yang damai di sisi Allah," pungkas Kiai Said.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan