Nasional

Peserta Porseni NU Kurang Lengkap Jika Belum Ziarahi Makam Ulama di Solo

Ahad, 15 Januari 2023 | 08:30 WIB

Peserta Porseni NU Kurang Lengkap Jika Belum Ziarahi Makam Ulama di Solo

Para peziarah saat menziarahi makam para wali dan ulama di Solo. (Foto: Dok. Ajie Najmuddin)

Surakarta, NU Online
Kota Surakarta atau Solo dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak destinasi wisata. Sebut saja kompleks Keraton Surakarta, Taman Balekambang, Taman Sriwedari, dan lain sebagainya. Termasuk juga wisata religi, seperti Masjid Agung dan lain-lain.


Selain itu, juga terdapat makam para ulama yang sering dijadikan destinasi para peziarah. Nah, untuk hal ini, bagi para peserta Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU) di Solo 2023, rasanya kurang lengkap bila belum berziarah ke makam para ulama.


Berziarah ke makam para ulama dan waliyullah, selain untuk mengingat kematian juga untuk meneladani akhlak baik mereka semasa hidup.


“Dengan berziarah dapat menjadi penyegar pikiran. Barangkali sebelum atau sesudah mengikuti pertandingan, pikiran yang penat menjadi segar kembali,” terang Ketua Pengurus Cabang Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kota Surakarta, Ajie Najmuddin, Ahad (15/1/2023).


Ditambahkan, bagi kaum santri berziarah juga untuk wasilah ngalap berkah para ulama. Menurut dia, ada beberapa lokasi makam para ulama yang dekat dengan venue lomba dan penginapan peserta Porseni NU.


1.    Kompleks Makamhaji (Perbatasan Solo-Kartasura)

Di tempat ini, ada beberapa makam yang bisa diziarahi antara lain, kompleks makam saripan. Kemudian makam Kiai Idris (Pengasuh Pesantren Jamsaren dan Mambaul Ulum Surakarta) yang menjadi guru dari kiai-kiai NU. Kemudian, tidak jauh dari makam Kiai Idris, ada makam Kiai Ahmad Siradj, kakek buyut dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas. Selain para ulama tersebut, tentu masih banyak sekali makam-makam ulama yang dimakamkan di Makamhaji.
 

2.    Kompleks Masjid Riyadh dan Gabudan (Pasar Kliwon Solo)

Di sebelah barat masjid, terdapat tiga makam keturunan dari muallif (pengarang) kitab maulid Simtuddurar Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi, yakni makam Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, dan diapit dua makam lainnya; Habib Anis bin Alwi al-Habsyi dan Habib Ahmad bin Alwi Al-Habsyi.


Nama pertama yang disebut merupakan putera kandung Habib Ali. Habib Alwi hijrah ke Indonesia untuk berdakwah, dan pada akhirnya pada tahun 1355 H ia mendirikan sebuah masjid di Solo. Sedangkan dua nama berikutnya, merupakan putra Habib Alwi atau cucu dari Habib Ali Al-Habsyi.


Tak jauh dari Masjid Riyadh, terdapat kompleks Makam Gabudan, yang menjadi tempat makam para ulama antara lain Kiai Minhajul Abidin.


3.    Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan (Laweyan Solo)

Di sini, para peserta Porseni bisa berziarah ke makam seorang ulama yang memegang sanad Al-Qur'an, yakni KH Ahmad Umar Abdul Mannan. Di pesantren ini, selain berziarah sekaligus juga bisa menyaksikan perlombaan Musabaqah Tahsibul Alfiyah.


4.    Masjid Laweyan dan Makam Pulo (Laweyan)

Ki Ageng Henis merupakan leluhur dari Pendiri Kerajaan Mataram Islam, Panembahan Senopati. Ia dimakamkan di kompleks Masjid Laweyan. Tak jauh dari Masjid Laweyan, terdapat pula kompleks Makam Pulo, yang terdapat makam para ulama Solo dan sekitarnya.


5.    Kompleks Pesanggrahan Langenharjo (Grogol, Sukoharjo)

Terletak di tepi Bengawan Solo, kompleks makam ini terdapat beberapa para ulama antara lain Kiai Kasan Mukmin dan Kiai Ilham, yang keduanya merupakan ulama keraton di masanya.


“Selain lima destinasi tersebut, masih banyak lagi makam yang bisa menjadi tujuan ziarah, seperti makam di Tipes, kompleks keraton, dan lain sebagainya,” pungkas Ajie.


Editor: Musthofa Asrori