Nasional

Piala Dunia U-17 Jadi Pengalaman Timnas Muda Indonesia, PSTI: Jangan Ditarget Prestasi Tinggi

Kam, 9 November 2023 | 20:00 WIB

Piala Dunia U-17 Jadi Pengalaman Timnas Muda Indonesia, PSTI: Jangan Ditarget Prestasi Tinggi

Tim U-17 Indonesia saat melakukan latihan di Jerman pada 17 September 2023. (Foto: web PSSI)

Jakarta, NU Online

Piala Dunia U-17 akan digelar di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Solo. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Di empat kota inilah pertandingan-pertandingan akan berlangsung.


Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-17 akan memulai laga di fase grup yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Di Grup A, Indonesia akan bersaing ketat dengan Panama, Ekuador, dan Maroko.


Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, mengungkapkan optimisme dan dukungan penuh terhadap Timnas Indonesia U17 menghadapi Piala Dunia U17. Menurutnya, persiapan tim nasional Indonesia U17 dianggap sudah cukup matang. 


Indro menilai Piala Dunia U-17 ini akan menjadi pengalaman berharga bagi para timnas muda Indonesia. Ia berharap, debut mereka di ajang sepak bola internasional ini tak dibebani dengan target prestasi tinggi. 


“Pertandingan usia muda seperti ini kita jangan membebankan anak-anak muda ini dengan target prestasi. Namun, ini dijadikan ajang berharga mereka untuk menambah pengalaman bertanding di tingkat internasional, jadi apapun hasilnya ini adalah pengalaman berharga bagi garuda muda,” ujarnya pada NU Online, Kamis (9/11/2023).


Daripada membebani dengan target prestasi, lebih baik dilakukan pengelolaan pemain muda. Caranya dengan belajar dari tim-tim besar yang berhasil mengelola pemain muda di negara mereka. 


"Pengelolaan pemain muda harus menjadi perhatian khusus dari PSSI. Kita bisa belajar dari tim-tim besar bagaimana mereka mengelola pemain muda di negaranya masing-masing," tugasnya.


Terkait laga Timnas Indonesia U-17 di Grup A, Indro menyebut Maroko dan Ekuador sebagai tantangan terberat. Maroko dianggap sebagai tim yang sedang berkembang dengan pemain-pemain yang berhasil menempatkan diri di klub-klub ternama di Eropa. 


Sementara Ekuador dianggap tim berat karena bagian dari Amerika Latin yang memiliki budaya sepak bola yang baik. Indro menekankan, perlunya Timnas Indonesia U-17 memperhatikan kecepatan dan keunggulan individu pemain Ekuador.


Indro juga mengomentari soal venue dan fasilitas pertandingan di Indonesia. Menurutnya, semua hal itu sudah memadai untuk pertandingan kelas dunia. Meski begitu, ia menyoroti persiapan penggunaan VAR yang belum pernah diterapkan sebelumnya di Indonesia.


“Ini bisa menjadi pembelajaran bagaimana menyiapkan teknologi dalam sepak bola. Ke depan, kita bisa menggunakannya dalam Liga Indonesia,” imbuhnya.


Sebagai suporter ia berharap, penyelenggaraan Piala Dunia U17 ini dapat menjadi pemicu pengembangan sepak bola Indonesia usia muda, agar kompetisi usia muda dapat dibangun dengan baik, sehingga sepak bola Indonesia dapat berkembang secara masif melalui pembentukan sistem sepak bola yang baik dan terukur dari usia muda hingga senior, tanpa mengandalkan solusi instan seperti naturalisasi.


“Piala Dunia U-17 ini tentu saya harap ini bisa memacu pengembangan sepak bola Indonesia usia muda, bagaimana membuat kompetisi usia muda sehingga sepak bola Indonesia bisa berkembang secara masif dan tidak melalui hal-hal instan seperti naturalisasi, melainkan dihasilkan pemain-pemain berkualitas berdasarkan pembentukan sistem sepak bola yang baik dan terukur mulai dari usia muda hingga senior,” pungkasnya.