Jakarta, NU Online
Kepala Bagian Banops Densus 88 Antiteror Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Nurwahid mengemukakan peran Nahdlatul Ulama dalam menjaga Indonesia sehingga hingga kini, negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945 ini masih aman.
"Saya gak kepikir kalau gak ada NU jadi apa bangsa ini," kata Nurwahid pada acara Haul KH Muqarrobin Yusuf dan Hj Latifah Marhumah, Silaturahim Warga NU, dan Tasyakkur Pemilu Aman dan Damai di Pesantren Darul Musthofa Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Senin (22/4) malam.
Bahkan Nurwahid mengakui peran yang selama ini dilakukan NU dalam menjaga negara karena telah membantu instansinya dalam menanggulangi radikalisme dan teroeisme berlabel Islam. "Ketika NU menang, maka yang paling senang itu kami, polisi," ucapnya.
Menurutnya, radikalisme dan terorisme yang mengatasnakan Islam adalah fitnah terbesar bagi umat Islam karena yang paling dirugikan adalah bangsa Indonesia. Radikalisme dan terorisme, sambungnya, telah menyimpang dari ajaran Islam. "Radikalisme dan terorisme (itu) fitnah terbesar umat Islam," ucapnya.
Selain NU, Indonesia menjadi aman karena menganut ideologi Pancasila. Menurutnya, Pncasila tidak bertentangan dengan Islam sebab sila-sila dalam Pancasila ada di Al-Qur'an. Hal lain yang membuat Indonesia aman, ialah Pancasila, TNI dan Polri solid, dan budaya lokal.
Dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan beragam, sehingga dengan kondisi tersebut, Indonesia rawan konflik. Namun, ia bersyukur hingga kini Indonesia masih aman karena menurutnya, negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945 ini memiliki setidaknya empat hal.
Pertama, Pancasila. Menurutnya, Pancasila itu Islam karena lima sila yang ada di dalam Pancasila terdapat di Al-Qur'an. Kedua, Struktur Sosial berupa organisasi sosial keagamaan yang moderat seperti Nahdlatul Ulama. "Saya gak kepikir kalau gak ada NU jadi apa bangsa ini," ucapnya.
Ketiga, TNI dan Polri solid. Menurutnya, tidak sedikit negara yang aparat keamanannya membelot. Keempat, budaya lokal. Menurutnya, dengan keberadaan beragam budaya yang positif seperti tahlil, haul, dan gotong royong membuat sekecil apa pun konflik yang muncul dapat cepat tertangani.
"Bapak ibu semuanya, pesan kami untuk kita semuanya, marilah kita jaga persatuan kita, marilah kita jaga kerukunan kita," pungkasnya.
Acara tersebut dihadiri Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Syuriyah KH Mujib Qulyubi, H Nurul Yaqin, dan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Misbahul Munir. (Husni Sahal/Muiz)