Nasional KONGRES KE-16 FATAYAT NU

Problem Perempuan dan Anak Jadi Agenda Penting Gerakan Keshalehan Sosial Fatayat NU

Sab, 16 Juli 2022 | 01:45 WIB

Problem Perempuan dan Anak Jadi Agenda Penting Gerakan Keshalehan Sosial Fatayat NU

Suasana pembuka Kongres ke-16 Fatayat NU, Jumat (15/7/2022) siang di Jakabaring Sport City Palembang, Sumatra Selatan. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Palembang, NU Online

Isu nasional terkait perempuan dan anak menjadi agenda penting bagi gerakan keshalehan sosial Fatayat Nahdlatul Ulama selama ini. Tantangan di dunia maya juga patut dapat dijawab oleh Fatayat dalam memberikan informasi, edukasi, dan pembangunan perspektif yang benar dan tepat.


Ketua Pimpinan Wilayah PW Fatayat NU Jawa Timur Dewi Winarti mengatakan hal itu di sela pembukaan Kongres Fatayat ke-16 NU yang diselenggarakan di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (15/7/2022) siang.


“Misalnya, cegah stunting melalui pendampingan 1.000 hari kehidupan, bidang sosial dan ekonomi yakni tantangan untuk pemberdayaan ekonomi perempuan kepala keluarga, advokasi atau pendampingan dalam berbagai isu,” kata Dewi kepada NU Online, Jumat (15/7).


Ia mengatakan, sebagai badan otonom (banom) NU yang mengemban amanat untuk segmen perempuan muda, Fatayat NU memiliki posisi strategis dalam membantu membangun perempuan dan anak-anak Indonesia melalui gerakan nyata di masyarakat, baik yang bersifat edukasi, pemberdayaan skill, maupun advokasi.


“Harapan kami, hal ini akan menjadi kerja nyata bersama antara PP, PW, dan PC dalam ikhtiar membangun bangsa ini sebagaimana tema yang diusung yakni Bangkit Bersama, Berdaya Bersama,” kata Dewi.


“Penting kemudian dalam upaya bergerak bersama dan berdaya bersama maka struktur dikuatkan mulai pusat, wilayah, cabang, anak cabang, hingga ranting sehingga gerakan keshalehan sosial Fatayat NU membumi,” ungkap Dewi.


Sebelumnya, Kongres Fatayat di Kota Pempek ini dibuka oleh Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin. Ia menyampaikan sambutan secara virtual. Wapres mengapresiasi kiprah Fatayat NU di tengah masyarakat, khususnya bagi perempuan dan anak.


"Masih dibutuhkan kerja keras dan langkah strategis Fatayat NU. Upaya memperkuat pemberdayaan perempuan juga menjadi salah satu agenda Presiden," kata Kiai Ma’ruf seraya menjelaskan bahwa perempuan juga menjadi bagian dari Presidensi G20.


Indonesia yang menjadi tuan rumah perhelatan internasional G20 di Bali juga mengangkat tentang isu diskriminasi, kesetaraan perempuan, penyandang disabilitas, hingga pelayanan kesehatan ibu dan anak.


"Saya harap Fatayat NU ambil bagian menyukseskan presidensi terkait isu pemberdayaan perempuan. Saya juga harapkan Fatayat NU manfaatkan peluang dan hadapi perkembangan zaman sehingga umat Islam dapat bangkit bersama dan sejahtera bersama sesuai dengan harapan pasca pandemi Covid-19 ini," tegas Wapres.


Senada, Ketua Umum PP Fatayat NU, Anggia Ermarini menegaskan bahwa problem Kesehatan masyarakat yang menjadi pekerjaan Fayatat NU salah satunya ialah stunting. Karena permasalahan stunting dapat mempengaruhi kualitas generasi muda Indonesia ke depan. 


Kekurangan gizi pada anak, kata Anggia, baik pada masa mereka masih dalam kandungan maupun dalam masa pertumbuhan, terutama dalam seribu hari perkembangan anak dapat berefek pada gangguan kognitif.


"Anak yang stunting dapat mengalami gangguan kognitif. Sulit belajar dan berkonsentrasi, kekebalan tubuh yang rendah, hingga tingkat kecerdasan yang rendah. Ini sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi kita ke depannya," beber Anggia.


Bidang Kesehatan Fatayat NU selama ini melakukan berbagai kegiatan antara lain melakukan sosialisasi kepada para Posyandu serta pendamping anak mengenai pola asuh yang ideal dalam mencegah maupun mengatasi stunting.


"Ibu bekerja biasanya ada pendamping anaknya di rumah. Ini sasaran dari kegiatan sosialisasi kita," ujar dia.


Selain terhadap stunting, Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup Fatayat NU juga mengampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), pemberian obat cacing dan vitamin A, penguatan pemahaman tentang kesehatan, program advokasi, monitoring dan evaluasi kebijakan serta implementasi SJSN dan BPJS, Rumah Sehat Bebas Asap Rokok, SMS Bunda, Program Kesehatan Lingkungan, Pekan Olahraga Perempuan selama tiga tahun berturut-turut, program kesehatan di masa pandemi, PHBS, serta penguatan protokol kesehatan hingga sekarang.


Anggia juga menjelaskan pencapaian program-program lainnya antara lain Usaha Bersama Komunitas (UBK), peluncuran Film Mars untuk mendukung upaya promosi peningkatan pendidikan bagi perempuan di Indonesia, memperkuat kelembagaan Forum Daiyah Fatayat NU dan Ikatan Hafidzoh Fatayat NU.


Fatayat NU juga melakukan Gerakan Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan (GELATIK), serta diskusi dan kajian kebijakan tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selain itu, Fatayat NU juga melakukan berbagai program kaderisasi di setiap tingkatan.


Kongres Fatayat NU berlangsung dari tanggal 14-17 Juli 2022. Kongres akan memilih Ketua Umum PP Fatayat NU periode 2022-2027 serta membahas program-program yang akan dilakukan dan kerja-kerja besar ke depan.


Pewarta: Musthofa Asrori

Editor: Fathoni Ahmad