Nasional

Prof Quraish Beberkan Prinsip Agama dalam Mengendalikan Kekuasaan

Sab, 9 September 2023 | 12:00 WIB

Prof Quraish Beberkan Prinsip Agama dalam Mengendalikan Kekuasaan

Prof Quraish​​​​​​​ Shihab. (Foto: Tangkapan layar YouTube Daniel Mananta Network)

Jakarta, NU Online 
Cendekiawan Muslim Indonesia Profesor Muhammad Quraish Shihab membeberkan prinsip agama dalam mengendalikan kekuasaan yang dimiliki seseorang. Ia mengatakan, kekuasaan yang diraih lewat kecurangan bisa menjadi bumerang bagi yang menjalaninya.


“Saya percaya bahwa ketika seseorang meminta jabatan dan berusaha meraihnya apalagi tanpa jalur yang benar, Tuhan akan membiarkannya sendiri. Tetapi, siapa yang tidak memintanya dan menerimanya karena merasa wajar untuk menerimanya maka Tuhan akan membantunya,” kata Prof Quraish.


Hal itu disampaikan Prof Quraish saat menceritakan perjalanan hidupnya dalam sebuah video YouTube Daniel Mananta Network berjudul Cara Handling Materi & Kuasa Menurut Abi Quraish Shihab, dilihat NU Online, Sabtu (9/9/2023).


“Itu prinsip dalam ajaran agama yang saya berusaha meraih sedikit dari tuntunan itu,” ucap penulis Tafsir Al Misbah itu.


Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) itu meyakini bahwa kekuasaan sebagai titipan itu tak perlu diminta atau dikejar. Sebab, kekuasaan tidak hanya dititipkan pada orang-orang bijak, tetapi diberikan juga pada orang-orang yang tidak jujur.


“Power itu bersumber dari Tuhan sekalipun power yang muncul dari orang-orang durhaka. Jangan sangka bahwa power dari orang-orang durhaka bukan bersumber dari Tuhan. Tidak ada yang terjadi di alam raya ini kecuali atas izin Tuhan,” jelas mufasir jebolan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.


Menurut Prof Quraish, kekuasaan yang diberikan adalah bahan ajar bagi manusia dalam mengendalikan sikapnya. Karenanya, manusia selalu diingatkan untuk selalu bersahaja dan tidak congkak ketika sedang dititipkan kekuasaan.


“Ketika Tuhan memberikan power kepada orang yang berkuasa, Dia ingin yang bersangkutan belajar. Tuhan bisa mencabut kekuasaan/power seseorang kapanpun dengan paksa, dan menjadikan itu pelajaran bagi manusia,” tutur tokoh kelahiran Rappang, 16 Februari 1944 itu.


“Dan itu banyak tertulis dalam catatan sejarah,” sambung Prof Quraish.


Kisah runtuhnya kekuasaan
Ia kemudian mengisahkan sejarah tentang runtuhnya kekuasaan raja-raja yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Perjanjian Lama. Kedua kitab suci itu mencatat banyak kisah penguasa durhaka untuk dijadikan pelajaran bagi para penganutnya.


“Ketika Anda mempelajari dan menanamkan itu dalam hati maka Anda akan merasa semua yang dimiliki ini bersifat sementara/ujian. Sayangnya, rasa itu yang seringkali tidak ada pada pemiliki power itu,” kata penulis Lentera Hati itu.


Ia juga menceritakan kisah negara yang runtuh karena buang air kecil. Ada seorang raja pada zaman Dinasti Umawiyah. Dia bertempur, tapi kemudian raja itu ingin buang air kecil, maka dia pakai kudanya menjauh untuk buang air kecil.


“Tiba-tiba kuda itu berlari dan musuh mengira bahwa raja itu telah gugur, dan membuat pasukan raja kocar-kacir. Pada saat itulah negaranya hancur tak lain karena hal sepele, buang air kecil,” bebernya mengisahkan.


Oleh karena itu, Prof Quraish berpesan bahwa tiada kekuasaan yang kekal. Tuhan bisa kapan pun mencabut kekuasaan seseorang tanpa diduga-duga. “Ada orang yang hanya berkuasa selama beberapa hari. Ada negara yang hancur karena rajanya buang air kecil,” tuturnya.


“Semudah itu Tuhan mencabut kekuasaan pada seseorang. Dengan cara yang tak terduga,” tandas Prof Quraish.