Nasional

Prof Quraish Shihab Jelaskan Dakwah ala Nabi Muhammad

NU Online  ·  Sabtu, 11 Mei 2019 | 11:15 WIB

Jakarta, NU online
Prof Quraish Shihab mengatakan, perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad dari Allah adalah membaca untuk membaca apapun, bukan hanya yang tertulis atau tidak tertulis, tapi juga membaca masyarakat. Menurutnya, syarat pertama seseorang menyampaikan ajaran Islam adalah membaca, sesuai dengan wahyu pertama tersebut. 

Prof Quraish menambahkan, apa yang disampaikan Nabi Muhammad dalam dakwahnya adalah wahyu dari Allah. Sehingga kalau ada pertanyaan dari sahabatnya tentang suatu hal, terkadang Nabi Muhammad tidak langsung menjawabnya. Beliau menunggu wahyu dari Allah. 

“Kalau ada pertanyaan, beliau bisa jadi jawab ‘Saya tidak tahu’. Seringkali datang wahyu yang memberitahu. Ini Prinsip dasar, baca dulu,” kata Prof Quraish dalam sebuah video yang diunggah akun Najwa Shihab di YouTube, Kamis (9/5).

Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat al-Muzzammil, kata Prof Quraish, syarat selanjutnya yang perlu dipersiapkan seorang dai sebelum berdakwah adalah menyiapkan mental, bukan hanya akal saja. Dia harus mendekatkan diri dengan Allah. Kata Prof Quraish, Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul untuk menyampaikan risalah ilahi adalah karena akhlaknya yang tinggi dan luhur.

“Itu sebelum Nabi Muhammad diperintahkan berdakwah,” katanya.

Prof Quraish menambahkan, Nabi Muhammad baru diperintahkan untuk mendakwahkan Islam setelah turunnya Surat al-Mudatsir. Di dalam Surat tersebut disebutkan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika menyampaikan peringatan kepada umat. Yaitu harus mengagungkan Allah, membersihkan pakaian atau berpenampilah indah, serta meninggalkan semua kekejian dan keburukan. Mulai dari kekejian yang paling besar seperti menyekutukan Allah hingga yang terkecil seperti menyingkirkan kotoran di jalan.

Di samping itu, lanjut Prof Quraish, dakwah ala Nabi Muhammad itu tidak pesimis dan tidak memberi dengan mengharap akan mendapatkan imbalan yang lebih. Apalagi sampai menjual dakwah dan menyebut-nyebut kebaikan si pendakwah. Menurutnya, jika itu dilakukan maka akan banyak orang yang bergabung dengan dakwah tersebut. 
 
“Walirobbika fasbir. Kamu harus sabar demi Allah. Ini tuntunan Allah yang dipraktikkan oleh Nabi ketika berdakwah,” terangnya. 


Dakwah dengan hikmah

Prof Quraish juga mengatakan, dakwah itu harus disampaikan dengan hikmah. Dia memaknai hikmah dengan ilmu amaliah dan amal ilmiah. Maksudnya, jika seseorang berdakwah dengan lisan maka ilmu yang disampaikan harus bisa diamalkan, baik oleh dainya sendiri dan juga yang mendengarkan. 

“Dan amal yang ilmiah, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ajak orang ke sana. Baru kemudian kalimat-kalimat halus yang menyentuh perasaan. Jangan ilmiah terus,” ungkapnya. (Red: Muchlishon)