Solo, NU Online
Kegiatan kirab Haul ke-9 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang digelar di Stadion Sriwedari, Solo, Sabtu (23/2) berlangsung meriah, meski hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Solo, tak menyurutkan langkah masyarakat untuk menyaksikannya.
Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir bersama putri Gus Dur, Yenny Wahid harus berjalan di bawah derasnya hujan sepanjang 3 kilometer, diikuti pasukan Banser dan lima penyandang disabilitas. Kehadiran Ganjar dan Yenny disambut masyarakat yang ikut bergabung berjalan dalam barisan rombongan itu menuju Stadion Sriwedari.
Kirab Haul Gus Dur bertema‘Berjuta Warna Satu Jiwa tersebut diikuti oleh ribuan peserta dan disaksikan puluhan ribu warga dari Solo dan sekitarnya. Tak hanya masyarakat muslim, peserta kirab juga terdiri dari berbagai entitas suku, agama dan ras. Mereka bersatu untuk memperingati sembilan tahun wafatnya Presiden keempat Republik Indonesia itu.
Acara iu juga menampilkan berbagai kesenian di antaranya kesenian bernuansa Islami, replika Garuda Pancasila yang diarak paling depan, diikuti barisan santri, kesenian Barongsai, Liong, Ogoh-Ogoh dan kesenian lain yang menghibur masyarakat.
“Ini adalah bagian dari cara kita untuk ikut menjaga dan mencintai Indonesia. Hari ini semua berkumpul dari beragam suku, adat, agama, dan ras untuk memperingati Haul ke-9 Gus Dur. Ini luar biasa dan saya sangat bahagia,” ujar Ganjar sebagaimana rilis yang dterima NU Online.
Gus Dur, lanjutnya, merupakan sosok pejuang kemanusiaan dan bapak pluralisme, sehingga pada haul tersebut masyarakat agar tetap menjaga kerukunan, pluralisme, kebhinekaan, serta kemanusiaan.
“Mari kita rawat Indonesia. Dengan begitu, maka kita melakukan apa yang diinginkan oleh Gus Dur tentang apa yang dinamakan kemanusiaan. Jawa Tengah harus menjadi contoh bahwa beginilah seharusnya berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Menurutnya, perbedaan bukan menjadi alasan munculnya perpecahan. Justru, dengan perbedaan itu semua tampak indah. “Seperti pelangi, tidak akan indah jika hanya satu warna. Jadi mari melalui moment ini, kita jaga dan rawat terus kebhinekaan kita, pluralisme kita, persatuan dan kesatuan kita untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Yenny Wahid menuturkan jika apa yang dilakukan oleh masyarakat Solo dan sekitarnya ini merupakan bentuk perdamaian, toleransi dan kebhinekaan.
Dia merasa terharu sekaligus bangga, karena begitu banyak masyarakat yang merayakan Haul Gus Dur ini. “Mewakili keluarga, saya sangat berterimakasih. Saya sendiri tidak menyangka, acaranya akan semeriah ini,” tutur Yenny.
Saat berada di Solo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar mengajak penyandang disabilitas untuk mengikuti kegiatan Haul Gus Dur di Kota Solo. Kelima penyandang disabilitas itu kemudian diajak ke beberapa lokasi itu dari pagi hingga malam. (Red: Muiz)