Nasional

Rais ‘Aam PBNU Sebut Bonus Demografi Harus Diimbangi Kecerdasan Spiritual

Rab, 20 Oktober 2021 | 09:00 WIB

Rais ‘Aam PBNU Sebut Bonus Demografi Harus Diimbangi Kecerdasan Spiritual

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan tentang pentingnya menyiapkan generasi bangsa dengan kecerdasan spiritual guna menyambut datangnya bonus demografi, yaitu sebuah kondisi penduduk Indonesia yang akan didominasi oleh usia-usia produktif.


“Kira-kira pada tahun 2030-2035, Indonesia akan mengalami yang disebut bonus demografi. Bahkan, ada yang mengatakan tahun 2025 saja sudah dimulai,” ungkap Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam tayangan YouTube NU Online, Selasa (19/10/2021).


Artinya, kata Kiai Miftah, usia-usia produktif akan menjadi dominan sebab jumlahnya mencapai 70 sampai 75 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Adapun 25 persen sisanya adalah penduduk yang sudah berusia lanjut dan masih balita.


“Sehingga lahirlah angan-angan, kalau bonus demografi ini mencapai puncaknya berarti yang ada hanya kesejahteraan karena (penduduk) yang dominan ini akan mewarnai kesejahteraan di Indonesia,” ungkap Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya Jawa Timur itu.


Disebutkan Kiai Miftah, dalam waktu yang bersamaan era bonus demografi ini akan bersentuhan dengan masuknya abad kedua Nahdlatul Ulama. Untuk itu, sisi spiritualitas generasi bangsa harus segera disiapkan.


“Saya khawatir, bukan hanya bonus demografi yang akan memberikan kesejahteraan pada anak bangsa ini. Akan tetapi, berbalik menjadi bencana demografi, karena mereka saat ini hanya mengandalkan kecerdasan otak. Sementara kecerdasan spiritualnya nol (kosong),” ujarnya.


Kiai Miftah mengutip hadits nabi yang menerangkan bahwa Rasulullah tidak mengkhawatirkan kefakiran, melainkan kesejahteraan dibuka seluas-luasnya di muka bumi ini, dampaknya akan melahirkan saling pamer kekayaan dan akhirnya umat akan rusak dan hancur. Hal ini terjadi karena sisi spiritual umatnya kosong.


“Kekayaan di perut bumi, di dasar lautan, semua mengeluarkan kekayaannya. Sekarang sudah ada tanda kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) ini terus dieksplor, sehingga kesannya anak cucu kita suatu saat akan kehabisan,” imbuhnya.


Untuk itu, Kiai Miftah mendorong kepada semua pihak khususnya para pengurus NU agar mampu menyiapkan anak bangsa dengan kecerdasan spiritual. Hal ini penting dilakukan untuk menyambut bonus demografi agar sesuai dengan harapan semuanya.


Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori